IDXChannel – Harga saham emiten emas melonjak di awal perdagangan Jumat (24/3/2023). Investor merespons positif kenaikan harga komoditas emas yang sempat ke USD2.000/troy ons pada Kamis (23/3).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.07 WIB, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) melejit 3,87 persen ke Rp376 per saham, rebound dari koreksi 6,70 persen pada Selasa (21/3) lalu. HRTA sendiri sempat melonjak tinggi pada 16, 17, dan 20 Maret lalu.
Dalam sepekan, harga saham ini sudah melejit 24,67 persen.
Kemudian, saham emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tb (BRMS) juga naik 2,53 persen ke Rp162 per saham. Dalam sepekan, saham ini naik 3,18 persen.
Kemudian, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) berturut-turut terapresiasi 3,08 persen dan 2,94 persen.
Lebih lanjut, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga naik 1,08 persen dan 1,06 persen.
Kemarin, harga emas di pasar spot ditutup naik 1,21 persen secara harian ke posisi USD1.993,50/troy ons, usai sempat menembus USD2.003,26/troy ons pada pertengahan perdagangan.
Dengan ini, harga emas dunia sudah menguat 9,27 persen sejak awal tahun (YtD).
Penguatan emas akhir-akhir ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar soal krisis perbankan, baik itu Silicon Valley Bank (SVB) dan bank sejenis di AS maupun gonjang-ganjing Credit Suisse di Eropa. Selain itu, optimisme investor bahwa bank sentral AS, The Fed, akan menghentikan kenaikan suku bunga ke depan turut menarik minat orang-orang berburu si logam kuning.
Sebagaimana diketahui, pada Rabu waktu AS, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps). Angka tersebut sesuai dengan proyeksi pasar sebelumnya.
"Emas menjadi perdagangan favorit di Wall Street karena banyak trader tetap gugup pasca [pengumuman] The Fed dan seberapa cepat otoritas AS dapat menahan gejolak perbankan lebih lanjut," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya, dikutip Kitco, Kamis (23/3).
"Emas akan bersinar di sini, dan tampaknya akan berada di atas level USD2.000. Potensi menuju area rekor sebelumnya tidaklah terlalu jauh,” imbuh Moya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.