MARKET NEWS

Jumlah Investor Reksa Dana Meningkat, MAMI Kelola Dana Terbesar

Yanto Kusdiantono 15/09/2025 10:59 WIB

Minat masyarakat berinvestasi di produk-produk investasi pasar modal seperti reksa dana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) terus meningkat.

Jumlah Investor Reksa Dana Meningkat, MAMI Kelola Dana Terbesar. Foto: Freepik.

IDXChannel – Minat masyarakat berinvestasi di produk-produk investasi pasar modal seperti reksa dana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) terus meningkat. Hal itu dapat dilihat dari jumlah investor reksa dana yang terus tumbuh.

Hingga 2024, jumlahnya mencapai 14 juta, naik dibanding akhir 2023 yang jumlahnya sekitar 11,4 juta. Bahkan di pertengahan 2025, jumlahnya dikabarkan sudah naik lagi menjadi sekitar 16 juta investor.

Tingginya minat terhadap dua intrumen investasi tersebut karena dinilai menjadi pilihan yang lebih aman dan praktis. Reksa dana juga memberikan akses investasi profesional bagi ritel dengan modal terjangkau, sementara KPD menyasar investor institusi seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, dan korporasi dengan strategi yang disesuaikan kebutuhan.

Tak pelak, tumbuhnya jumlah investor membuat dana kelolaan di instrumen investasi tersebut ikut meningkat. Hal itu dapat dilihat dari dana kelolaan Manager Investasi (MI) yang terus membesar.

Dari sekitar 90 perusahaan MI yang ada di Indonesia, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) masih menjadi manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar. Hingga akhir Juni 2025, MAMI mengelola total dana investasi mencapai Rp101,67 triliun, terdiri dari KPD Rp55,73 triliun dan reksa dana Rp45,36 triliun. 

Sementara posisi selanjutnya diduduki oleh Bahana TCW Investment Management dengan Rp73,47 triliun, lalu Eastspring Investment Indonesia di peringkat ketiga dengan Rp57,70 triliun, Sinarmas Asset Management di peringkat keempat dengan Rp57,38 triliun, dan Schroder Investment Management di peringkat kelima dengan Rp56,07 triliun.

Data OJK ini menunjukkan industri MI di Indonesia masih didominasi oleh pengelola dana dengan rekam jejak panjang.

Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto mengatakan, tidak heran jika reksa dana tetap menjadi instrumen favorit, terlebih di tengah fluktuasi pasar saham seperti saat ini. Ia juga menyoroti kecenderungan investor Indonesia yang lebih menyukai instrumen berbasis obligasi. Terbukti reksa dana obligasi mencapai Rp167 triliun dengan pertumbuhan 9,85 persen sejak awal tahun, sedangkan reksa dana saham hanya Rp80,9 triliun.

“Nah, tingginya minat masyarakat dalam berinvestasi ini harus disambut dengan baik. MI memiliki peran penting dalam mengelola dana ini melalui portofolio profesional. Dengan pengalaman dan akses informasi yang luas, mereka juga harus mampu menopang kebutuhan investor dalam menumbuhkan aset melalui pasar modal,” kata Fendi, Senin (15/9/2025).

Perkembangan ini, lanjut Fendi, menunjukkan MI bukan sekadar pengelola dana, tetapi juga menjadi motor penggerak inklusi keuangan yang mendukung masyarakat membangun aset jangka panjang sekaligus memperkuat pasar modal nasional.

(NIA DEVIYANA)

SHARE