MARKET NEWS

Kaleidoskop 2022: Daya Tahan IHSG, Berkah Komoditas, dan Aksi Kerek Suku Bunga

Aldo Fernando - Riset 30/12/2022 10:41 WIB

Kabar baiknya, IHSG terbilang tangguh di tengah bergejolaknya bursa saham global.

Kaleidoskop 2022: Daya Tahan IHSG, Berkah Komoditas, dan Aksi Kerek Suku Bunga

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini, diwarnai sentimen perang Rusia-Ukraina hingga aksi kerek suku bunga oleh bank sentral.  Kabar baiknya, IHSG terbilang tangguh di tengah bergejolaknya bursa saham global.

Apabila tidak terjadi penurunan tiba-tiba lebih dari 5 persen pada penutupan perdagangan, Jumat (30/12/2022) sore, IHSG akan menutup tahun dengan kinerja positif.

 Berdasarkan data Jumat (30/12), pukul 09.34 WIB, IHSG berada di 6.868,75 atau naik 4,35 persen sejak awal tahun (YtD).

Indeks acuan saham bursa tersebut memulai  empat bulan pertama 2022 dengan tren kenaikan yang kuat, hingga menorehkan kenaikan periode Januari hingga akhir April mencapai  9,84 persen.

Pecahnya perang Rusia-Ukraina pada akhir Februari 2022 menjadi katalis melonjaknya harga komoditas energi. Indonesia, dikenal sebagai negara penghasil komoditas alam, ikut ketiban berkah commodity boom.

Di pasar saham, saham-saham energi, terutama batu bara, ramai diborong investor. Bersama saham kelas kakap (heavyweights), saham batu bara menjadi penggerak IHSG di periode di atas.

Namun, perubahan angin kebijakan moneter oleh bank sentral negara utama, terutama Amerika Serikat (AS), memukul pasar saham dunia, termasuk Indonesia. Pada Mei, bank sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 bps.

Selama Mei, IHSG mulai diliputi kekhawatiran soal terhentinya era uang murah. Bahkan, pada medio Mei, yang dikenal dengan fenomena Sell In May, kenaikan YtD (dalam hal ini, periode Januari-Mei) tersisa 0,65 persen, di level psikologis 6.700-an.

Selepas Mei, pada Juni IHSG kembali mencoba kembali memantul ke atas (rebound) pada Juni, mendekati level 7.200-an. Kendati, pada Agustus IHSG merosot lagi ke level 6.800-an.

Nah, setelah Agustus, IHSG kembali mengalami tren kenaikan hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harian pada 13 September, di level penutupan 7.318,01.

Bisa dikatakan, setelah menyentuh ATH tersebut, IHSG mengalami tren penurunan selama medio September hingga 30 Desember. Aksi kerek suku bunga agresif yang diyakini berpotensi membawa dunia ke jurang resesi terus membuat investor was-was.

Desember kali ini, yang biasanya dikenal dengan fenomena window dressing (dengan rekor kenaikan bulanan 21 tahun beruntun), pun berakhir tidak sesuai yang diharapkan. Kinerja IHSG selama Desember 2022 minus 2,94 persen.

Kendati kenaikan tahun ini tidak sebaik tahun lalu (10 persen), IHSG selama 2022 tetap tangguh di antara ‘lautan merah’ bursa saham dunia, terutama Asia-Pasifik.

Secara singkat, ini berkat saham batu bara yang melonjak luar biasa sepanjang tahun, dengan indeks saham energi (IDXENERGY) meroket 100-an persen.

Per 29 Desember 2022, IHSG menduduki peringkat pertama dengan kenaikan tertinggi di Asia (mengungguli indeks STI Singapura) dan berada di peringkat kedua di kawasan Asia-Pasifik.

Sebagai perbandingan, indeks FTSE BM Malaysia minus 5 persen, PSEi Filipina anjlok 7,81 persen, VN-Index Vietnam turun tajam 32,64 persen, HSI Hong Kong ambles 15,6 persen.

Kemudian, indeks KOSPI Korea Selatan melorot 24,8 persen, Australia minus 7,4 persen, Nikkei Jepang negatif 9 persen, dan indeks Shanghai Composite terjungkal 14,84 persen. (ADF)

SHARE