Kantongi Laba Rp1,02 Triliun di Awal 2022, Cari Tahu Yuk Sejarah Saham SSMS
Sejarah Saham SSMS atau emiten bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yakni PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk memang perlu dicermati secara mendalam.
IDXChannel - Sejarah Saham SSMS atau emiten bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yakni PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk memang perlu dicermati secara mendalam. Sesuai Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan SSMS meliputi pertanian, perdagangan dan industri.
Saat ini, kegiatan utama perusahaan adalah di bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak sawit mentah dan inti sawit. Emiten yang disingkat bursa adalah SSMS ini berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan memastikan bahwa semua ekspansi bisnis yang dilakukan berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Profil dan Sejarah Saham SSMS
Pada 2016, ekspansi korporasi dan investasi meningkatkan neraca perusahaan sebesar 2,6% menjadi Rp 7,163 triliun. Pada saat yang sama, manajemen SSMS juga berinisiatif untuk memperluas perkebunan perusahaan dari 10.000 hektar menjadi 100.000 hektar, sejalan dengan visi untuk memperluas total luas lahan menjadi 150.000 hektar dalam lima tahun ke depan.
Pada tanggal 29 November 2013, SSMS menerima permohonan yang sah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penawaran umum perdana (IPO) saham SSMS kepada publik dengan nilai nominal sampai dengan 1.500.000.000 dengan nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp 670 per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Desember 2013.
Laporan Keuangan SSMS
Emiten Perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) mencatatkan hasil positif pada semester I-2022. Peningkatan penjualan dan produksi CPO memberikan kontribusi positif bagi perseroan. Berdasarkan keterangan resmi perseroan, Rabu 31 Agustus 2022, SSMS membukukan laba bersih Rp1,02 triliun pada enam bulan pertama 2022.
Angka tersebut meningkat 45,86% dari enam bulan pertama tahun 2021 menjadi total Rs 700 crore. Sedangkan pendapatan SSMS per 30 Juni 2022 sebesar Rp3,351 triliun, naik 43,34% dari Rp2,338 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Salah satu pendorong pertumbuhan pendapatan adalah kenaikan harga komoditas yang didukung oleh peningkatan produksi. Hal ini juga berdampak pada pendapatan perusahaan senilai Rp3,35 triliun, naik 43% dibandingkan dengan Rp2,33 triliun pada tahun 2021.
Beban pokok penjualan SSMS naik tipis sebesar 6,37% dari sebelumnya Rp1,32 triliun menjadi Rp1,48 triliun, sementara pada saat yang sama laba usaha SSMS naik 118,71% dari Rp679 miliar menjadi Rp1,48 triliun pada semester I tahun 2021.
Dengan demikian, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 1,36 miliar, naik 62,39% dari sebelumnya Rp 839 miliar. Kinerjanya meningkatkan laba per saham dasar menjadi Rp106,63 per saham dari Rp73,11 pada periode yang sama tahun lalu. (SNP)