MARKET NEWS

Kemarin Rebound, IHSG Terkoreksi Lagi saat Big Cap Kena Lego Jumbo

Aldo Fernando - Riset 06/07/2022 10:32 WIB

Investor cenderung melego saham-saham utama (big cap), termasuk perbankan kakap pagi ini.

Kemarin Rebound, IHSG Terkoreksi Lagi saat Big Cap Kena Lego Jumbo. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 1 persen di awal perdagangan, Rabu (6/7/2022). Investor cenderung melego saham-saham utama (big cap), termasuk perbankan kakap pagi ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.09 WIB, IHSG ambles 1,08% ke 6.630,79 dengan nilai transaksi Rp3,93 triliun dan volume perdagangan 7,16 miliar saham.

Pagi ini, hanya sebanyak 145 saham naik, 332 saham turun, dan 159 sisanya stagnan.

Kemarin, IHSG ditutup naik 0,97% setelah sempat dalam tren penurnan selama 6 hari beruntun sejak 27 Juni minggu lalu.

Dengan ini, dalam sepekan IHSG sudah merosot 4,33% dan dalam sebulan anjlok 7,69%.

Saham perbankan besar ramai-ramai dilego investor. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 3,58%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ambles 2,58%,  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tergeras 1,22%.

Saham bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) pun turun 3,31%. Asal tahu saja, kapitalisasi pasar saham BBHI terbilang besar, mencapai Rp76,49 triliun.

Selain bank-bank di atas, saham emiten teknologi Grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) dan raksasa ride-hailing & e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masing-masing turun 2,52% dan 1,20%.

Saham raksasa otomotif hingga perkebunan PT Astra International Tbk (ASII) juga melemah 1,19% pagi ini.

tampaknya masih menakar sentimen inflasi dan kaitannya dengan kebijakan suku bunga ala Bank Indonesia (BI) serta pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Tone global yang cenderung negatif soal kenaikan suku bunga di tengah inflasi yang meninggi di negara-negara utama--yang pada gilirannya memicu potensi stagflasi (inflasi tinggi dibarengi perlambatan ekonomi)--masih menghantui mood investor untuk berinvestasi di aset berisiko macam saham.

Inflasi RI yang meninggi sejak 2017 juga turut menjadi perhatian investor.

Pada Jumat, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, bulan Juni 2022 terjadi inflasi tertinggi (year to year) sebesar 4,35% terhitung sejak Juni 2017.

Angka inflasi tahunan RI per Juni lebih tinggi dari konsensus ekonom yang dikutip dari Tradingeconomics yang memproyeksikan kenaikan inflasi ke angka 4,17%.

Selain soal inflasi, investor juga mencermati nilai tukar rupiah yang tercatat melemah 22 poin di level Rp 14.993 atas dolar Amerika Serikat (USD) pada sore kemarin,

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyebut, pelemahan kurs rupiah juga akan mendorong percepatan kenaikan suku bunga acuan. 

"BI perlu segera menaikkan 25-50 bps suku bunga acuannya untuk menahan aliran modal keluar. Tapi, menaikkan suku bunga juga akan berimbas kepada pelaku usaha korporasi, UMKM maupun konsumen. Cicilan KPR dan kendaraan bermotor bisa lebih mahal,"  jelas Bhima, di Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Dengan kata lain, investor kini masih menunggu arah kebijakan Bank Indonesia (BI) selanjutnya terkait suku bunga acuan di tengah inflasi RI yang meninggi. (ADF)


Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE