Kembali Lesu, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.187 per USD
Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan Kamis (25/4/2024) ditutup melemah ke level Rp16.187 per USD.
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan Kamis (25/4/2024) ditutup melemah ke level Rp16.187 per USD. Rupiah melemah 32,5 poin atau 0,20% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS menguat lantaran greenback tetap mendekati level tertinggi setelah para pedagang mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve.
"Data ekonomi yang dirilis minggu ini ditetapkan untuk memberikan lebih banyak isyarat mengenai jalur suku bunga. Data produk domestik bruto AS kuartal pertama yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan apakah ekonomi terbesar di dunia ini tetap tangguh pada awal tahun 2024," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (25/4/2024).
Kemudian yang lebih diawasi adalah data indeks inflasi belanja personal AS (PCE) yang akan dirilis pada Jumat. Data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve kemungkinan akan memiliki dampak yang lebih besar, mengingat data tersebut terkait langsung dengan prospek bank sentral mengenai suku bunga.
Selain itu, pertemuan Bank of Japan (BOJ) mendatang turut menjadi fokus utama. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, menyusul kenaikan suku bunga bersejarah pada Maret lalu.
Namun, pelemahan Yen baru-baru ini, ditambah dengan ekspektasi upah dan inflasi yang lebih tinggi membuat para pedagang waspada terhadap sinyal hawkish dari BOJ.
BOJ berpotensi menaikkan prospek inflasi dan mengulangi untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa membuat dinamika ekonomi keuangan global berubah cepat dengan risiko dan ketidakpastian yang meningkat.
Tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan (high for longer) sejalan pula dengan pernyataan para pejabat Federal Reserve System.
Akibatnya, investor global memindahkan portfolionya ke aset yang lebih aman khususnya mata uang dolar AS dan emas, sehingga menyebabkan pelarian modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin besar.
Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari efek ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Seperti diketahui, BI pada April 2024 memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps atau menjadi 6,25 persen. Adapun suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga naik 25 bps, masing-masing menjadi sebesar 5,5 persen dan 7 persen.
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diproyeksi menguat di rentang Rp16.150 - Rp16.220 per USD.
(NIA)