Kemenko Marves: Transisi Energi Jadi Satu Keharusan
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
IDXChannel - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan, jika impor energi terus dibiarkan, maka akan sangat berbahaya bagi negara, yang bukan tidak mungkin Indonesia akan masuk ke jurang kehancuran sehingga perlu dilakukan langkah transisi energi.
"Alangkah berbahayanya negara sebesar Indonesia kalau kita bergantung terhadap energi yang diimpor dari luar negeri," ujarnya dalam acara "ESG 2024 Conference: Optimizing ESG to Drive Sustainable Business and Value Creation" yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/8).
Rachmat mengatakan, saat ini Indonesia mengimpor 60 persen bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri untuk digunakan oleh moda transportasi. Dia menilai, ini memiliki risiko yang amat tinggi.
Dia menyebut, transisi energi menjadi satu keharusan. Terlebih bagi negara seperti Indonesia, yang mana isu perubahan iklim menjadi sesuatu yang sangat kritikal dan bisa berdampak pada stabilitas ekonomi.
"Buat Indonesia sendiri tentunya perubahan iklim menjadi sesuatu yang sangat kritikal, bisa berdampak dari sisi ekonomi. Kalau kita enggak transisi energi, kondisi ekonomi kita bisa terganggu. Barang-barang kita, kalau kita enggak berubah, nanti akan menjadi lebih mahal," ujar Rachmat.
Lebih lanjut dia menilai, penerapan Environment, Social and Governance (ESG) akan sangat berguna. Dia berpendapat ada banyak keuntungan yang bisa didapat di tengah peliknya masalah kerusakan lingkungan.
"Jadi ESG kadang-kadang kita nilai sebagai suatu biaya, tapi sebenarnya ke depan bisa jadi suatu investasi. Karena dampak-dampak ekonominya akan menjadi lebih mahal lagi kalau kita tidak terapkan dari sekarang," kata Rachmat.
(Fiki Ariyanti)