MARKET NEWS

Kemenparekraf dan BEI Pacu Alternatif Pembiayaan Non-Perbankan Bagi UMKM

Taufan Sukma/IDX Channel 18/02/2023 20:42 WIB

Kemenparekraf berinisiatif untuk mempertemukan para pelaku parekraf dengan alternatif sumber pembiayaan non-perbankan melalui skema pembiayaan pasar modal.

Kemenparekraf dan BEI Pacu Alternatif Pembiayaan Non-Perbankan Bagi UMKM (foto: MNC Media)

IDXChannel - Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dalam memberikan solusi pembiayaan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Di antaranya dengan menggelar Bincang Pasar Modal bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Yogyakarta.

Salah satu bahasan yang dimunculkan dalam kegiatan tersebut adalah dengan mendiskusikan cara mendapatkan pembiayaan dari pasar modal, khususnya melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam pernyataannya, di Jakarta, Sabtu (18/2/2023), menjelaskan bahwa Kemenparekraf berinisiatif untuk mempertemukan para pelaku parekraf dengan alternatif sumber pembiayaan non-perbankan melalui skema pembiayaan pasar modal.

"Potensi dan peluang yang begitu besar dari pasar modal ini diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan skema IPO," ujar Sandiaga.

Sementara, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menyampaikan jumlah investor ritel pasar modal telah menembus 10,31 juta investor per Desember 2022.

Hal ini disebut Rizki sebagai sebuah potensi dan peluang besar bagi perusahaan parekraf untuk mendapatkan investor, mengingat masalah terbesar dalam pengembangan usaha parekraf adalah pembiayaan. 

"Kami berharap akan terjalin kolaborasi dengan lembaga lain seperti pemerintah daerah untuk bersama-sama mendorong usaha untuk scaling up melalui IPO sehingga kegiatan seperti ini dapat menjangkau lebih luas masyarakat," ujar Rizki.

Terkait ditetapkannya Yogyakarta sebagai tuan rumah kegiatan, Rizky menyampaikan bahwa pihaknya optimistis dengan potensi UMKM sektor parekraf Yogyakarta yang terbukti berhasil mencatatkan transaksi B2C (Business to Consumer) sebesar Rp8.120.036.447 pada kegiatan Travex Asian Tourism Forum.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, menyampaikan Program Roadshow Usaha Parekraf menuju IPO meliputi Literasi terkait pasar modal pada kegiatan bincang pasar modal, Coaching Clinic KreatIPO, kegiatan one on one meeting dengan profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan IPO dalam aspek regulasi, keuangan, legalitas, dan kesiapan underwriter. 

"Kemudian lebih lanjut ada seleksi masuk IDX Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator, monitoring oleh Kemenparekraf, dan Demo Day untuk mempertemukan perusahaan dengan profesi penunjang yang akan membantu penyiapan IPO," tegas Anggara. (TSA)

SHARE