Kinerja Emiten Batu Bara Terus Merosot, Ini Strategi Agar Investor Tetap Cuan
Kinerja emiten yang bergerak di bidang pertambangan batu bara terus merosot dalam beberapa hari terakhir.
IDXChannel - Kinerja emiten yang bergerak di bidang pertambangan batu bara terus merosot dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terlihat dari pergerakan saham emiten tersebut mengalami koreksi yang tidak sedikit nilainya.
Equity Analyst PT Phillip Sekuritas Indonesia, Dustin Dana Pramitha, mengatakan, beberapa waktu belakangan harga batu bara dunia mengalami tekanan akibat dari meningkatnya suplai batu bara China yang sebelumnya beberapa produsen di negara tersebut mengalami bencana alam.
Menurutnya, hal itu yang menyebabkan tingkat produksi dari batu bara China mengalami penurunan. Namun setelah berangsurnya bencana tersebut, Pemerintah China bertekat untuk meningkatkan produksi batu baranya sehingga mereka bisa menekan harga batu bara dunia yang beberapa waktu lalu sempat naik hingga puncaknya.
"Yang mendorong saham batu bara ini anjlok salah satunya karena China sudah mulai produksi batu bara kembali setelah negara tersebut melewati bencana alam beberapa waktu lalu," ujar Dustin di IDX Channel, Selasa (16/11/2021).
Sebagaimana diketahui, pada perdagangan kemarin, kinerja saham batu bara berguguran. Adaro Energy (ADRO) turun 4,5%, Bukit Asam (PTBA) 5,64%, Bumi Resources (BUMI) 5,71%, Indika Energy (INDY) 6%, dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) 7%.
"Penyebab lainnya, yang membuat saham ini merosot, harga batu bara sendiri sedang mengalami kenaikan yang sangat signifikan beberapa bulan terakhir, dan tekanan dari Rusia yang saat ini sudah mampu membuka kembali suplai gas alam mereka ke benua Eropa yang sebelumnya mengalami gangguan. Ini juga jadi pemicu mendorong saham batu bara makin menurun," terangnya.
Lebih lanjut, adanya kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perubahan iklim COP26 di Glasgow untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber energi, ia pun berpendapat bahwa hal itu akan mengganggu pergerakan saham batu bara dalam jangka panjang.
"Untuk jangka panjang dari outlook bara akan sangat terganggu akibat dari kesepakatan perubahan iklim tersebut. Namun, kalau kita lihat dari perkembangan terakhir di mana India di menit-menit terakhir dikabarkan mengajukan banding sehingga status dari penghentian penggunaan batu bara ini akan diubah menjadi pengurangan secara berkala. Hal itu saya rasa sedikit memberikan angin segar untuk harga batu bara dunia. Jangka panjangnya, menurut saya batu bara ini akan berangsur-angsur ditinggalkan oleh beberapa negara besar," urainya.
Sementara itu, untuk strategi pembelian saham batu bara hari ini, dia bercermin dari saham batu bara yang melemah pada perdagangan kemarin. Maka dari itu, Dustin menyarankan, para investor untuk melihat lebih jeli support dari masing-masing emiten tersebut sebelum dijadikan average down.
"Strateginya, walaupun memang beberapa investor atau trader sudah memiliki posisi yang cukup tinggi yang sebelumnya terjadi, saya rasa ada baiknya untuk lihat support yang dimiliki masing-masing emiten kemudian bisa ditentukan bahwa support tersebut bisa dijadikan average down," jelas dia.
"Namun pada jangka pendek, mungkin untuk beberapa minggu ke depan, tekanan dari harga batu bara akan sangat mempengaruhi dari kinerja emiten-emiten tersebut," tambahnya. (TYO)