Kinerja Prodia (PRDA) Naik, Ini Aksi Bisnisnya di Semester I-2024
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat kinerja positif pada kuartal II-2024 setelah mencetak pendapatan Rp545 miliar.
IDXChannel - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat kinerja positif pada kuartal II-2024. Emiten jasa kesehatan itu membukukan pendapatan Rp545 miliar di kuartal dua sehingga total pendapatan perseroan di semester I-2024 mencapai Rp1,03 triliun.
Direktur Bisnis dan Pemasaran Prodia Indriyanti Sukmawati mengatakan, perseroan telah melakukan berbagai aksi bisnis mulai dari peningkatan layanan hingga aksi korporasi. Dalam enam bulan pertama, PRDA meningkatkan layanan diagnostik kesehatan.
"Tahun ini kami fokus pada pengembangan tes esoterik, utilisasi layanan Anywhere Services, memperluas penetrasi melalui pembukaan outlet Point of Collection (POCs), pengembangan layanan digital U by Prodia dengan fitur-fitur berbasis wellness, mempromosikan ekosistem layanan kesehatan melalui program kolaborasi dengan rumah sakit, kemitraan digital, optimalisasi klinik, dan lain-lain," katanya lewat keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).
Di semester I-2024, PRDA mencatat pendapatan Rp1,03 triliun yang bersumber dari pemeriksaan rutin Rp724 miliar, tes esoterik Rp237 miliar, dan non-laboratorium Rp71 miliar.
Indriyanti mengatakan, PRDA meluncurkan inovasi tes esoterik terbaru. Salah satunya pemeriksaan Sleep & Stress Genomincs. Selain itu, PRDA juga meresmikan klinik baru di Padang, laboratorium di Surabaya dan Cepu, dan Genomic Centre di RS Abdul Wahab Sjahrani Samarinda dan RS Telogorojo Semarang.
"Melalui aksi bisnis ini, perseroan optimistis dapat memberikan pelayanan diagnostik kesehatan yang terpercaya bagi masyarakat secara komprehensif, holistik, serta inklusif," katanya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan PRDA Liana Kuswandi menambahkan, perseroan juga mendorong pertumbuhan anorganik lewat akuisisi PT Prodia Diagnostic Line (Proline) lewat pembelian saham 39 persen. Akuisisi Proline yang merupakan produsen alat kesehatan diagnostik in vitro dilakukan demi mengamankan rantai pasok, terutama di sektor hulu.
"Diharapkan dengan mengambil langkah strategis ini, perseroan dapat menjaga rantai pasokannya dari berbagai risiko yang memungkinkan terjadi dan berdampak terhadap keberlangsungan operasional bisnis," ujar Liana.
(Rahmat Fiansyah)