MARKET NEWS

Kinerja Surya Toto (TOTO) Naik, Cetak Laba Bersih Hingga 200 Persen 

Shifa Nurhaliza 22/11/2021 15:58 WIB

Kinerja produsen saniter PT Surya Toto Indonesia Tbk meningkat di kuartal III-2021. Penjualan dan laba bersih perusahaan ini bertumbuh di periode tersebut.

Kinerja Surya Toto (TOTO) Naik, Cetak Laba Bersih Hingga 200 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja produsen saniter PT Surya Toto Indonesia Tbk meningkat di kuartal III-2021. Penjualan dan laba bersih perusahaan ini bertumbuh di periode tersebut, dalam keterangan perusahaan di keterbukaan Informasi BEI, pada 29 Oktober 2021, laba bersih perusahaan meningkat sebesar Rp109,8 miliar atau 200% dibandingkan periode yang sama di 2020.

Kenaikan tersebut disebabkan sebagian bear oleh peningkatan Penjualan sebesar Rp156,4 miliar atau 14%. Sementara itu, laba usaha perusahaan meningkat Rp104 miliar atau 323% dibandingkan hasil operasi periode yang sama di 2020. 

Emiten dengan kode saham TOTO mencatatkan total Aset Perusahaan meningkat sebesar Rp66,9 miliar atau 2% dibandingkan total aset pada tanggal 31 Desember 2020, dan total liabilitas meningkat sebesar Rp63,5 miliar atau 5% dibandingkan pada 31 Desember 2020. 

“Wabah virus Covid-19 berdampak pada ekonomi global dan Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi, penurunan pasar modal, peningkatan resiko kredit, depresiasi nilai tukar mata uang asing dan gangguan operasi bisnis. Sampai dengan tanggal pelaporan laporan keuangan Perusahaan kepada JK, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan masih dapat beroperasi,” tulis Direktur Keuangan TOTO, Setia Budi Purwadi, dalam keterangan tertulis di keterangan informasi BEI, pada Jumat (20/10/2021).

Kemudian, TOTO mencatatkan peningkatan piutang usah kepada pihak ketiga tercatat sebesar Rp1,9 miliar yang disebabkan oleh penurunan dari piutang usaha local sebesar Rp692,5 juta, dan peningkatan dari piutang usaha ekspor sebesar Rp2,6 miliar.

Selanjutnya, penurunan aset kontrak sebesar 38% atau Rp1,8 miliar disebabkan oleh penurunan piutang pihak ketiga yang belum ditagih. Penurunan piutang lain-lain kepada pihak berelasi sebesar 98% atau Rp4,1 miliar yang disebabkan oleh penurunan piutang dari Penjualan barang bekas sebesar Rp121,9 juta. Penurunan lainnya juga tercatat sebesar Rp234,5 juta dan penurunan piutang dari reimbursement sebesar Rp3,7 miliar.

Peningkatan persediaan sebesar 27% atau Rp121,3 miliar disebabkan oleh peningkatan barang jadi sebesar Rp35 miliar, peningkatan barang dalam proses sebesar Rp55,4 miliar. TOTO juga mencatatkan peningkatan bahan baku sebesar Rp46,2 miliar, penurunan bahan pembantu sebesar Rp1 miliar dan penurunan persediaan dalam perjanan sebesar Rp10,4 miliar dikurangi dengan peningkatan penyisihan atas keusangan persediaan sebesar Rp4,1 miliar, dan penurunan penyisihan atas penurunan nilai persediaan sebesar Rp312,5 juta.

Emiten yang bergerak sebagai produsen saniter ini juga membukukan peningkatan biaya dibayar dimuka sebesar 50% atau Rp7 miliar yang disebabkan oleh peningkatan uang muka kepada pemasok sebesar Rp8,5 miliar. TOTO mengatakan bahwa penurunan biaya sewa dibayar dimuka sebesar Rp1,1 miliar, penurunan biaya pemeliharaan perangkat lunak sebesar Rp881,1 juta, penurunan biaya asuransi dibayar dimuka sebesar Rp265,9 juta, dan peningkatan biaya dibayar dimuka lainnya sebesar Rp767,9 juta.

Peningkatan aset tidak lancar TOTO tercatat sebesar 374% atau Rp72,7 miliar yang disebabkan oleh peningkatan uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp72,9 miliar, penurunan sewa dibayar di muka sebesar Rp187,5 juta, dan penurunan setoran jaminan sebesar Rp15 juta. Penurunan utang usaha pihak berelasi sebesar 53% atau Rp6 miliar disebabkan oleh penurunan utang usaha dalam mata uang rupiah sebesar Rp6,9 miliar dan peningkatan utang usaha dalam mata uang asing sebesar Rp827,8 juta.

Peningkatan utang usaha pihak ketiga sebesar 25% atau Rp20,7 miliar disebabkan oleh peningkatan utang usaha dalam mata uang rupiah sebesar Rp6,6 miliar dan peningkatan utang usaha dalam mata uang asing sebesar Rp14,1 miliar. Penurunan utang lain-lain pihak berelasi sebesar 51% atau Rp5,3 miliar disebabkan oleh penurunan imbalan lisensi merek dagang sebesar Rp3,8 miliar, penurunan penggantian beban operasional sebesar Rp1,3 miliar, dan penurunan komisi sebesar Rp228,4 juta.

Peningkatan utang pajak sebesar 197% atau Rp9,2 miliar disebabkan oleh peningkatan estimasi pajak penghasilan badan sebesar Rp6,5 miliar, penurunan utang pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp467,8 juta, peningkatan utang pajak pertambahan nilai neto sebesar Rp3,1 miliar, peningkatan utang pajak penghasilan pasal 4 (2) sebesar Rp88 juta, dan peningkatan utang pajak penghasilan pasal 23/26 sebesar Rp23,7 juta.

Peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka pendek sebesar 76% atau Rp28,8 miliar disebabkan oleh peningkatan utang gaji, bonus dan tunjangan lain sebesar Rp29,1 miliar dan penurunan utang remunerasi komisaris dan direksi sebesar Rp252,8 juta.

Peningkatan beban masih harus dibayar sebesar 24% atau Rp3,2 miliar disebabkan oleh peningkatan biaya listrik dan gas sebesar Rp2 miliar, peningkatan beban masih harus dibayar pembelian impor sebesar Rp1,7 miliar, penurunan biaya jasa profesional sebesar Rp232,8 juta, dan penurunan biaya lainnya sebesar Rp257,4 juta. Penurunan liabilitas kontrak sebesar 33% atau Rp11,3 miliar disebabkan oleh penurunan penerimaan uang muka dari pelanggan.

Redaksi IDXChannel.com melakukan perbaikan judul dan isi berita ini karena ada kesalahan membaca laporan keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO). Sebelumnya, laporan keuangan yang dikutip berdasarkan laporan kuartal III-2020. Perbaikan dilakukan dengan lansiran dari laporan keuangan TOTO di kuartal III-2021. (SNP)

SHARE