Klaim Green Bonds Oversubscribed Disoal, Begini Respon Pertamina Geothermal (PGEO)
pihak-pihak yang ingin mengetahui detil dari hasil penerbitan green bonds tersebut bisa langsung melakukan pengecekan ke pihak joint lead underwriters.
IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah merampungkan proses penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bonds) dengan sukses besar.
Klaim kesuksesan tersebut didasarkan pada nilai penerbitan yang sebesar USD400 juta, dan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali.
Terkait capaian oversubscribed itu, sejumlah pihak pun mempersoalkan terkait tidak adanya pernyataan resmi dari manajemen PGEO yang disampaikan ke publik, dan juga dilaporkan ke otoritas pasar modal nasional, baik itu Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menjawab hal itu, manajemen PGEO pun telah menyampaikan klarifikasinya.
"Proses itu bukan merupakan informasi materiil yang wajib kami laporkan kepada regulator dalam bentuk keterbukaan informasi,” ujar Direktur Keuangan PGEO, Nelwin Adriansyah, dalam keterangan resminya, Senin (22/5/2023).
Menurut Nelwin, pihak-pihak yang ingin mengetahui detil dari hasil penerbitan green bonds tersebut bisa langsung melakukan pengecekan ke pihak joint lead underwriters.
Yang bisa disampaikan oleh manajemen saat ini, menurut Nelwin, adalah bahwa dana hasil penerbitan green bonds seluruhnya bakal digunakan perusahaan untuk melunasi sisa utang jangka pendek yang bakal jatuh tempo pada 23 Juni 2023 mendatang.
Jumlah sisa utang tersebut tercatat sebesar USD600 juta. Karenanya, semula, nilai penerbitan green bonds direncanakan bakal mencapai USD600 juta hingga USD800 juta.
Namun dalam perjalanan prosesnya, dengan berbagai pertimbangan, pihak PGEO memutuskan untuk memangkas nilai penerbitan menjadi hanya USD400 juta saja.
"Jadi seluruhnya kami pakai untuk membayar utang," tutur Nelwin.
Sementara, dalam laporan keuangan per 31 Desember 2022, PGEO memiliki saldo modal kerja negatif sebesar USD424,475.
Kondisi modal kerja negatif menunjukkan bahwa utang lancar perseroan lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya.
Pada saat bersamaan, total utang PGE tercatat mencapai USD943,28 juta, yang terdiri dari pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun senilai USD327,7 juta.
Sedangkan utang jangka pendek atau utang lancar perseroan tercatat masih sekitar USD615,58 juta. (TSA)