MARKET NEWS

Kolaborasi Mandiri Investasi cs Siapkan Reksa Dana Bursa Emas Syariah Pertama di Indonesia

Taufan Sukma Abdi Putra 10/12/2025 11:13 WIB

Pegadaian akan berperan sebagai Bullion Bank, sedangkan Deutsche Bank akan berperan sebagai Bank Kustodian.

Kolaborasi Mandiri Investasi cs Siapkan Reksa Dana Bursa Emas Syariah Pertama di Indonesia (foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi/MMI) resmi menggandeng PT Pegadaian dan Deutsche Bank terkait kolaborasi dalam menghadirkan Reksa Dana Bursa (RDB) Syariah berbasis emas pertama di Indonesia.

Sebelumnya, kerja sama juga telah dijalin oleh MMI dengan Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan pertama untuk RDB Emas Syariah, serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai mitra Bullion Bank.

Keseluruhan kolaborasi Mandiri Investasi cs ini difokuskan untuk mengawali proses eksplorasi potensi pengembangan, pembentukan, peluncuran, sampai dengan pengelolaan produk investasi berbasis emas inovatif, yang ditargetkan sudah bisa dirilis pada awal 2026 mendatang.

"kolaborasi strategis ini ditujukan untuk menghadirkan ekosistem RDB Emas Syariah yang likuid, terjangkau, dan mudah diperdagangkan layaknya saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produk ini dirancang memiliki underlying emas fisik murni yang tersimpan di Bullion Bank dan memenuhi prinsip syariah sesuai Fatwa DSN MUI No. 163/DSN-MUI/VII/2025," ujar Direktur Mandiri Investasi, Ernawan Rahmat Salimsyah, dalam keterangan resminya, Selasa (9/12/2025).

Dalam beberapa bulan terakhir, Mandiri Investasi, Mandiri Sekuritas, BSI, Pegadaian, dan Deutsche Bank telah melakukan persiapan teknis secara intensif, mulai dari finalisasi mekanisme penyediaan dan penyimpanan emas fisik, tata kelola kustodian, infrastruktur perdagangan RDB, hingga memastikan kesesuaian struktur produk dengan prinsip syariah.

"Seluruh proses tersebut diarahkan untuk memastikan produk siap diluncurkan segera setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) tentang Reksa Dana Berbentuk KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek dengan aset yang mendasari berupa emas, yang saat ini memasuki tahap finalisasi," ujar Direktur Pemasaran, Penjualan dan Pengembangan Produk Pegadaian, Selfie Dewiyanti, dalam kesempatan yang sama.

Menurut Selfie, langkah peluncuran RDB Emas Syariah juga diperkuat oleh rekam jejak Mandiri Investasi dalam mengelola 14 Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) dengan underlying berupa Reksa Dana Bursa/ETF emas global.

Selfie menjelaskan, pengalaman tersebut dapat menjadi fondasi teknis kuat bagi Mandiri Investasi untuk menghadirkan produk RDB Emas domestik yang memenuhi standar internasional sekaligus selaras dengan prinsip syariah.

"Sesuai MoU terbaru, Pegadaian akan berperan sebagai Bullion Bank, sedangkan Deutsche Bank akan berperan sebagai Bank Kustodian," ujar Selfie.

Dalam hal ini, Selfie menyebut bahwa pihaknya bakal menyediakan dan menyimpan emas fisik yang menjadi underlying RDB Emas Syariah Mandiri Investasi.

Dengan posisi sebagai Bullion Bank pertama di Indonesia dan rekam jejak panjang dalam ekosistem emas nasional, Pegadaian siap mendukung kehadiran produk RDB Emas Syariah yang lebih aman, terjangkau dan mudah diakses.

"Langkah ini menjadi bagian dari upaya kami mendukung pemerintah memperkuat ekosistem industri emas nasional serta memperluas layanan emas bagi masyarakat," ujar Selfie.

Kerja sama yang akan dilakukan dengan Deutsche Bank sebagai Bank Kustodian diharapkan meningkatkan kepercayaan investor melalui tata kelola yang kuat.

Bank investasi global tersebut memiliki pengalaman panjang dalam mengadministrasikan transaksi ETF berbasis efek dan berbasis emas di berbagai pasar internasional.

Selain efisiensi dan transparansi yang menjadi keunggulan RDB, produk hasil kolaborasi ini juga dirancang mengikuti dinamika harga emas domestik maupun global dengan biaya per unit penyertaan yang kompetitif.

"RDB Emas Syariah yang akan kami luncurkan dapat menjadi solusi investasi modern dibandingkan menyimpan emas fisik. Produk ini mudah ditransaksikan, transparan, dan sangat relevan bagi investor yang mencari instrumen safe haven atau diversifikasi portofolio," ujar Ernawan.

Mandiri Investasi optimistis produk ini akan mendapat sambutan kuat dari investor institusi maupun ritel, serta menjadi katalis pertumbuhan AUM perusahaan pada 2026.

Hingga 4 Desember 2025, dana kelolaan konsolidasi Mandiri Investasi telah melampaui Rp80 triliun dan diproyeksikan terus meningkat hingga akhir tahun.

(taufan sukma)

SHARE