Kontribusi Emas Terbesar, Antam Cetak Penjualan Rp9,23 Triliun di Semester I
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengungkapkan bahwa sampai dengan periode semester pertama 2020 telah membukukan pertumbuhan keuangan positif.
IDXChannel - Dalam Public Expose LIVE 2020, Jakarta, pada kamis (27/8/2020), emiten pertambangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengungkapkan bahwa sampai dengan periode semester pertama 2020 telah membukukan pertumbuhan keuangan positif.
Dijelaskan perseroan, hal tersebut tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada Semester I-2020 sebesar Rp828 miliar. Tercatat pertumbuhan EBITDA pada triwulan kedua 2020 (April-Juni 2020) mencapai Rp794 miliar, tumbuh signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada triwulan pertama 2020 (Januari-Maret 2020) sebesar Rp34 miliar.
Pada periode Januari-Juni 2020, Antam membukukan laba kotor sebesar Rp1,31 triliun. Capaian laba kotor pada April-Juni 2020 tercatat sebesar Rp747,23 miliar, tumbuh 33% dari tingkat laba kotor 1Q20 Sebesar Rp561,82 miliar. Capaian laba usaha Antam pada semester pertama tercatat sebesar Rp451,44 miliar.
Pada April-Juni 2020, Antam mencatatkan laba usaha sebesar Rp313,90 miliar, tumbuh 128% dari capaian laba usaha di kuartal I sebesar Rp137,54 miliar. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba bersih Antam pada periode kuartal II yang tumbuh signifikan mencapai 230% dari capaian rugi bersih pada periode kuartal I sebesar Rp281,84 miliar. Secara akumulatif, Antam membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp84,82 miliar pada periode semester I.
Pada semester I, nilai penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp9,23 triliun. Emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan kontribusi 69% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp6,41 triliun. Seiring dengan pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri yang positif, pada tahun 2020, Perusahaan fokus untuk memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar domestik.
Sementara itu, pada semester I juga tercatat segmen operasi Logam Mulia dan Pemurnian mencatatkan laba usaha sebesar Rp495,16 miliar dengan tingkat penjualan emas mencapai 7.915 kg (254.505 t.oz). Capaian laba usaha segmen operasi Logam Mulia dan Pemurnian pada semester I tumbuh sebesar 111% dibandingkan capaian Semester Pertama 2019 sebesar Rp234,94 miliar dengan volume penjualan emas sebesar 15.741 kg (506.084 t.oz). Pertumbuhan tingkat profitabilitas tersebut sejalan dengan pengembangan pasar produk Logam Mulia Antam di pasar domestik serta strategi efisiensi biaya operasi yang optimal.
Selain itu penguatan harga rata-rata emas global pada semester I-2020 sebesar 26% dibandingkan periode sama sebelumnya, turut meningkatkan profitabilitas segmen Logam Mulia dan Pemurnian. Saat ini produk emas batangan Logam Mulia merupakan top brand di Indonesia.
Terkait komoditas feronikel, pada periode semester I-2020, penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp2,02 triliun atau 22% dari total penjualan. Volume penjualan feronikel Antam pada semester I mencapai 13.045 ton nikel dalam feronikel (TNi) relatif stabil jika dibandingkan penjualan feronikel pada semester I-2019 yang mencapai 13.157 TNi.
Tercatat kinerja penjualan feronikel pada kuartal II-2020 mencapai 6.867 TNi, tumbuh sebesar 11% dibandingkan capaian penjualan pada periode kuartal I-2020. Capaian volume produksi feronikel pada semester I-2020 mencapai 12.762 TNi atau 98% dari capaian produksi feronikel pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 13.017 Tni.
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, capaian produksi dan penjualan feronikel pada semester I-2020 mencapai masing-masing sekitar 48% dari target sepanjang 2020. Tercatat laba usaha segmen operasi Nikel pada semester i-2020 sebesar Rp333,64 miliar. Pada kuartal II-2020, segmen operasi Nikel mencatatkan laba usaha sebesar Rp263,06 miliar, tumbuh signifikan dibandingkan laba usaha pada kuartal I-2020 sebesar Rp70,58 miliar.
Sementara itu, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi global serta tumbuhnya tingkat permintaan nikel, Antam mengungkapkan optimis untuk dapat meningkatkan marjin keuntungan dari segmen operasi Nikel pada 2020.
Hal tersebut didukung dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan daya saing usaha melalui implementasi kebijakan strategis terkait inisiatif efisiensi biaya yang tepat dan optimal. Hal tersebut tercermin pada capaian tingkat biaya tunai feronikel Antam sepanjang periode semester I-2020 yang mencapai USD3,33 per pon nikel. Capaian tersebut mengukuhkan posisi Antam sebagai bagian dari kelompok produsen feronikel global berbiaya rendah.
Pengembangan Usaha Antam dan Pergerakan Saham Antam
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini Antam sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun.
Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun (Tahap 1).
Terkait dengan saham Antam, saat ini perseroan menjadi bagian dari Indeks LQ45 dan IDX30 di Bursa Efek Indonesia untuk periode perdagangan Agustus 2020 sampai dengan Januari 2021. Sejatinya Indeks LQ45 dan IDX30 merupakan kelompok saham Perusahaan Tercatat di BEI yang memiliki tingkat likuiditas tertinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental Perusahaan yaitu kinerja keuangan dan kepatuhan yang baik.
Selain itu saham ANTAM juga tercatat masuk ke dalam Indeks IDX80, Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite, Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Liquid, Jakarta Islamic Index, Jakarta Islamic Index 70, Indeks Kompas 100 dan Indeks IDX BUMN20 BEI. Kinerja positif saham ANTAM sepanjang periode semester I-2020 tercermin dari rata-rata volume perdagangan saham ANTAM harian yang mecapai 80,25 juta saham dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp50,09 miliar. (*)