KPEI Tunjuk Hoesen, Ronald Waas, dan Uriep Budhi Jadi Komisaris Baru
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menunjuk tiga komisaris baru untuk periode 2023-2027.
IDXChannel - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (29/5/2023).
Rapat dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI periode 2019-2023 Ronald Waas, didampingi oleh Komisaris KPEI periode 2019-2023 Abraham Bastari dan Margeret Tang.
Selain itu, rapat juga dihadiri jajaran Direksi KPEI, yakni Iding Pardi selaku Direktur Utama, serta Antonius Herman Azwar dan Umi Kulsum selaku Direktur.
Juga dihadiri oleh pemegang saham tunggal KPEI yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diwakili oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman dan Direktur BEI Sunandar.
Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui secara aklamasi pengangkatan jajaran Dewan Komisaris KPEI periode 2023-2027, yaitu Hoesen sebagai Komisaris Utama, serta Ronald Waas dan Uriep Budhi Prasetyo sebagai Komisaris.
Direktur Utama KPEI, Iding Pardi memaparkan tentang perkembangan operasional perseroan di antaranya, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di 2022 turut berpengaruh pada kenaikan rata-rata nilai harian penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan oleh KPEI, yaitu mencapai Rp5,26 triliun di 2022 atau naik 15,98% dibandingkan 2021.
Selain itu, volume penyelesaian juga turut naik sebesar 27,98%, menjadi 8,01 miliar lembar per hari. Sementara itu, dana agunan yang dikelola KPEI per akhir 2022 mencapai Rp31,66 triliun, di mana sebesar 76,04% atau Rp24,07 triliun, berupa agunan online dan sebesar 23,96% atau Rp7,59 triliun berupa agunan offline.
“Nilai dana jaminan yang terkumpul per akhir 2022 mencapai Rp7,01 triliun atau meningkat 12,77% dibandingkan posisi akhir 2021,” kata Iding dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).
Lebih lanjut, seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi di bursa di tahun 2022, kinerja keuangan KPEI juga mengalami pertumbuhan. Laba bersih KPEI tercatat tumbuh 12,64% menjadi Rp254,06 miliar di 2022.
Kemudian, nilai ekuitas perseroan per akhir 2022 juga tumbuh menjadi Rp2,06 triliun, atau naik 13,46% dibandingkan posisi per 31 Desember 2021.
Peningkatan nilai transaksi bursa juga membuat liabilitas meningkat sebesar 19,47%, menjadi Rp3,03 triliun. Sedangkan, nilai aset mengalami kenaikan 16,96%, dari Rp4,36 triliun per akhir 2021 menjadi Rp5,10 triliun per akhir 2022.
“Dari sisi pendapatan, baik pendapatan usaha maupun pendapatan investasi sama-sama meningkat, masing-masing sebesar 8,47% dan 107,31% mencapai Rp757,07 miliar,” ujar Iding.
Selain menyetujui pengangkatan jajaran Dewan Komisaris periode 2023-2027, RUPST juga telah menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan, serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2022.
Adapun, agenda lainnya yang juga disetujui dalam RUPST adalah penyisihan untuk Cadangan Jaminan sebesar 5% dari laba bersih perseroan tahun 2022 atau senilai Rp12,70 miliar, dan penyisihan untuk Cadangan Wajib perseroan, yaitu senilai Rp3 miliar, serta penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit buku-buku perseroan tahun buku 2023.
(FAY)