MARKET NEWS

Kupas Tuntas, 7 Mitos dalam Berinvestasi Saham yang Membuat Investor Ragu      

Ratih Ika Wijayanti 07/05/2022 19:47 WIB

Sejumlah mitos dalam berinvestasi saham seringkali membuat para investor ragu dalam berinvestasi.

Kupas Tuntas, 7 Mitos dalam Berinvestasi Saham yang Membuat Investor Ragu. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sejumlah mitos dalam berinvestasi saham seringkali membuat para investor ragu dalam berinvestasi. Saat Anda memulai investasi saham, Anda tentu akan sering mendengar berbagai mitos. Mitos-mitos ini tak hanya angin lalu namun juga tak jarang mempengaruhi psikologis investor dalam melakukan investasi saham. 

Lantas, apa saja mitos dalam berinvestasi saham tersebut? Apakah mitos-mitos tersebut benar adanya? Untuk lebih jelasnya, IDXChannel mengupas beberapa mitos dalam berinvestasi sebagai berikut. Yuk, simak!

7 Mitos dalam Berinvestasi Saham

1. Membutuhkan Banyak Modal

Mitos yang beredar di masyarakat tentang investasi saham yang beredar di masyarakat adalah bahwa investasi saham harus dimulai dengan modal yang besar. Faktanya, tidak seperti itu. Di Indonesia, saat ini Anda sudah bisa melakukan investasi saham dengan modal Rp1 juta saja. Jadi, Anda tidak perlu khawatir mengenai modal ketika memulai investasi saham.

 
2. Harus Memulai di Waktu yang Tepat

Banyak orang menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi. Padahal, setiap orang tidak mengetahui secara pasti kapan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi. Waktu yang tepat sebenarnya adalah sekarang juga dan sesegera mungkin. Oleh karena itu, anggapan berinvestasi harus dimulai di waktu yang tepat adalah sebuah mitos.

3. Investasi Saham Seperti Judi

Salah satu mitos dalam berinvestasi saham yang paling sering muncul adalah investasi saham tidak jauh berbeda dengan judi karena mengandalkan keberuntungan. Padahal faktanya, investasi saham tidak hanya mengandalkan keberuntungan. Diperlukan ilmu dan pemahaman yang mendalam agar dapat melakukan analisis yang baik. Dengan begitu, Anda akan dapat menemukan saham yang potensial dan keuntungan yang maksimal. 

4. Pasar Saham hanya untuk Pialang dan Orang Kaya

Seringkali ada anggapan bahwa pasar saham hanya diperuntukkan bagi pialang dan orang kaya. Faktanya, siapapun bisa berinvestasi di pasar saham. Terlebih dengan berkembangnya teknologi, pasar saham kini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Bahkan, banyak dari generasi milenial yang saat ini sudah melek investasi dan terjun di pasar saham.

5. Harus Mengikuti Berita Keuangan secara Rutin

Meski mengikuti informasi seputar keuangan dan saham memanglah penting, namun bukan berarti Anda harus selalu mengikuti berita keuangan secara rutin. Informasi memang penting untuk meningkatkan kemampuan analisis Anda terhadap pemilihan saham yang Anda miliki. Akan tetapi, pilihan investasi haruslah ditentukan berdasarkan tujuan keuangan Anda bukan dari berita yang terjadi. 

6. Perusahaan Populer Pasti Memiliki Saham yang Bagus

Bagi investor pemula, mereka cenderung terpengaruh dengan popularitas sebuah perusahaan untuk memilih saham yang bagus. Sayangnya, bagus tidaknya sebuah saham tidak didasarkan pada popularitas perusahaannya. Banyak perusahaan populer memiliki saham yang buruk, menderita valuasi yang terlalu tinggi, hanya mengalami kenaikan harga singkat karena pemberitaan, dan sebagainya.

7. Investasi Saham dapat Membuat Kaya dalam Waktu Singkat

Banyak orang mengira bahwa investasi saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan secara cepat dan instan. Anggapan ini jelas adalah mitos. Investasi selalu memiliki risiko yang sesuai dengan apa yang investor pilih. Jika investor menginginkan return atau keuntungan yang besar maka risiko yang harus ditanggung pun besar. Oleh karena itu, dibutuhkan ilmu dan kemampuan analisis yang baik dalam berinvestasi. 

Itulah beberapa mitos dalam berinvestasi saham yang sering beredar di masyarakat. Sebagai investor, Anda tentu harus cermat dalam menerima informasi dan anggapan yang ada di dalam masyarakat sehingga anggapan-anggapan tersebut tidak akan mempengaruhi keputusan Anda dalam berinvestasi.

SHARE