MARKET NEWS

Laba Amman (AMMN) Capai Rp995,4 Miliar, Ambruk 91,57 Persen hingga Kuartal III-2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 01/11/2023 07:01 WIB

Laba perseroan per September 2023 tercatat sebesar USD62,67 juta atau Rp995,46 miliar, anjlok hingga 91,57%

Laba Amman (AMMN) Capai Rp995,4 Miliar, Ambruk 91,57 Persen hingga Kuartal III-2023 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan penurunan laba bersih di periode sembilan bulan pertama tahun ini. 

Laba perseroan per September 2023 tercatat sebesar USD62,67 juta atau Rp995,46 miliar, anjlok hingga 91,57% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD744,09 juta.

Adapun, penjualan bersih perseroan juga mengalami penurunan sebesar 41,79% menjadi USD1,15 miliar atau Rp18,27 triliun, dari sebelumnya sebesar USD1,97 miliar. Secara rinci, penjualan emas tercatat sebesar USD453,68 juta atau Rp7,20 triliun dan penjualan tembaga tercatat sebesar USD697,07 juta atau Rp11,07 triliun.

Penurunan penjualan perseroan disebabkan oleh tertundanya perpanjangan izin ekspor dari 1 April hingga 23 Juli 2023. Setelah mendapatkan izin ekspor pada 24 Juli 2023, perseroan pun mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III 2023 untuk mengejar kehilangan penjualan.

“Konsentrat yang terjual pada periode ini termasuk persediaan konsentrat dari produksi pada kuartal sebelumnya,” Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (1/11/2023).

Meski demikian, Alexander menyampaikan bahwa pada kuartal ketiga tahun ini, kinerja AMMN kembali pulih setelah tujuh bulan pertama tahun ini yang terdampak cuaca buruk dan penundaan perpanjangan izin ekspor. Perseroan tengah fokus mengoptimalkan operasional, di mana tim berhasil memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan termasuk batuan penutup dan bijih mineral.

Alexander menyebut, proyek-proyek ekspansi juga terus berjalan sesuai jadwal, di mana kemajuan pembangunan proyek smelter tembaga melalui anak usaha, PT Amman Mineral Industri (AMIN) telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Komitmen perseroan terhadap operasional pertambangan berkelanjutan juga terlihat dari berbagai inisiatif baru yang dimulai pada kuartal III 2023. Anak usaha perseroan, kata Alexander, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah menandatangani Pernyataan Komitmen atau Letter of Commitment dengan the Copper Mark.

Dari sisi produksi, operasi penambangan AMNT memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan termasuk batuan penutup dan bijih mineral. Aktivitas pemompaan air tambang juga dioptimalkan sehingga volume air di dalam tambang lebih cepat berkurang dari perkiraan. 

Hal ini memungkinkan perseroan untuk menambang bijih segar dari Fase 7 pada bulan Juli 2023, lebih awal dari target pra-penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada bulan September 2023. Dibandingkan dengan semester pertama tahun 2023, di mana material yang ditambang sepenuhnya berupa batuan penutup, pada kuartal III 2023, AMMN mulai menambang bijih segar dari Fase 7.

Alexander menjelaskan, operasi pabrik konsentrator perseroan juga mulai mencampur bijih segar dari Fase 7 dalam proses produksinya. Strategi AMMN yakni memaksimalkan pemulihan tembaga (copper recovery) untuk memastikan konservasi mineral terbaik, keuntungan yang optimal, dan tailing yang lebih bersih. 

Dengan kadar bijih mineral (head grade) yang lebih tinggi dari bijih segar, operasi pemrosesan kami dapat meningkatkan pemulihan tembaga, bijih yang diproses, dan kadar konsentrat dibandingkan dengan semester pertama tahun 2023. Produksi konsentrat kuartal III 2023 lebih tinggi dibandingkan kuartal II 2023, serta berbanding lurus dengan volume produksi tembaga dan emas. 

“Terdapat sedikit penurunan pada bijih yang diproses karena dilakukan penutupan total pabrik konsentrator atau total plant shutdown selama dua minggu pada bulan September 2023, ketika pabrik konsentrator menjalani jadwal pemeliharaan rutin,” ujar Alexander.

Lebih lanjut, perseroan memperkirakan dapat memproduksi 610.000 metrik ton kering konsentrat. Target produksi ini didorong oleh bijih segar dengan kadar tinggi dari Fase 7 yang akan ditambang dan diproses. 

“Penting untuk fokus pada produksi tembaga dan emas dibandingkan produksi konsentrat, karena kandungan logam dalam konsentrat dapat berubah dan pendapatan didorong oleh kandungan logam dalam konsentrat,” imbuh Alexander. 

(SAN)

SHARE