MARKET NEWS

Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386 Persen di Semester I-2025

Rahmat Fiansyah 21/07/2025 16:12 WIB

PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat kinerja yang cemerlang pada tahun ini dengan mencetak laba Rp358 miliar di semester I-2025.

PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat kinerja yang cemerlang pada tahun ini dengan mencetak laba Rp358 miliar di semester I-2025. (Foto: Dok. PAM Mineral)

IDXChannel - PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat kinerja yang cemerlang pada tahun ini. Emiten nikel tersebut mencetak laba bersih Rp358 miliar pada semester I-2025, melejit 386 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lonjakan laba tersebut tidak terlepas dari angka penjualan PAM Mineral pada enam bulan pertama 2025 yang mencapai Rp1,06 triliun, naik 152 persen dibandingkan semester I-2024.

Kenaikan penjualan tersebut seiring meningkatnya volume penjualan nikel yang mencapai 1.885.433 ton, naik 166 persen secara tahunan. Pada semester I-2024, penjualan nikel perseroan tercatat sebesar 707.957 ton.

Direktur Utama PAM Mineral, Ruddy Tjanaka mengatakan, sejak akhir 2024, harga acuan nikel domestik terus turun sebesar 3,8 persen. Koreksi harga nikel tersebut sejalan dengan tren global, euforia pasar kendaraan listrik yang mulai normal, serta meningkatnya permintaan baja stainless steel.

"Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan perusahaan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,” katanya lewat keterangan resmi, Senin (21/7/2025).

Di tengah ketidakpastian harga nikel, kata Ruddy, perseroan puas dengan kinerja operasional dan keuangan di kuartal II-2025. Pada April-Juni, penjualan dan laba bersih turun secara kuartalan masing-masing 5,7 persen dan 14,5 persen.

Dia menilai, harga nikel pada paruh kedua tahun ini bakal masih fluktuatif di tengah kebijakan dagang AS dan kelebihan pasokan. Perseroan juga terus memperluas area pemasaran ke Pulau Obi dan Halmahera serta menjajaki kemitraan strategis. 

"Selain itu, keberadaan smelter dengan berbagai teknologi memberi peluang optimalisasi berbagai jenis ore sesuai kebutuhan pasar domestik," katanya.

Hingga akhir Juni 2025, NICL mencatat aset mencapai Rp1,09 triliun, naik 4,73 persen. Adapun liabilitas turun menjadi Rp150,7 miliar tanpa utang bank jangka panjang.

Selain itu, lonjakan laba bersih di semester I-2025 juga turut menaikkan ekuitas NICL menjadi Rp949,13 miliar. Neraca yang sehat ini menjadi modal penting bagi NICL dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham lewat dividen.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE