Laba PP London Sumatra (LSIP) Tergerus, Jadi Rp761,99 Miliar di 2023
PP London Sumatra Indonesia (LSIP) atau Lonsum meraup laba Rp761,99 miliar pada 2023. Angka tersebut tergerus 26,48% dari tahun lalu sebesar Rp1,03 triliun.
IDXChannel - PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum meraup laba Rp761,99 miliar pada 2023. Angka tersebut tergerus 26,48% dari tahun lalu sebesar Rp1,03 triliun.
Sementara itu, angka penjualan perseroan mengalami penurunan sebesar 8,62% dari sebelumnya Rp4,58 triliun menjadi Rp4,18 triliun. Produk kelapa sawit menyumbang pendapatan sebesar Rp3,98 triliun.
Kemudian, penjualan produk karet tercatat sebesar Rp114,67 miliar, produk benih menyumbang sebesar Rp62,34 miliar dan pendapatan produk lainnya tercatat sebesar Rp32,61 miliar.
Penurunan penjualan utamanya disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata produk sawit (CPO dan produk PK) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit, seiring realisasi persediaan CPO akhir tahun sebelumnya.
Dari sisi produksi, sepanjang 2023 lalu, perseroan mencatatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti sebanyak 1,18 juta ton, sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara produksi CPO turun 4% dari tahun 2022 lalu menjadi 294 ribu ton.
Presiden Direktur LSIP, Benny Tjoeng, menyampaikan industri agribisnis menghadapi berbagai tantangan pada 2023, terutama dampak dari cuaca dan volatilitas harga komoditas. Meski demikian, perseroan tetap berfokus untuk memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi, dan meningkatkan produktivitas.
“Serta memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting serta menjalankan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan,” kata Benny dalam keterangan resminya, dikutip Senin (4/3/2024).
Per Desember 2023, total nilai aset LSIP tercatat sebesar Rp12,51 triliun, naik tipis 0,78% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp12,41 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp1,16 triliun dan ekuitas sebesar Rp11,34 triliun.
(FRI)