MARKET NEWS

Likuiditas Membaik, Cek Target Harga Saham Terbaru BBNI

Fiki Ariyanti 25/08/2024 11:45 WIB

Cek target harga terbaru saham BBNI untuk investasi.

Likuiditas Membaik, Cek Target Harga Saham Terbaru BBNI (foto mnc media)

IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) mencatakan net income sebesar Rp10,7 triliun di semester I-2024 atau naik 3,8 persen YoY di atas ekspektasi.

Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens mengatakan, pertumbuhan net income ini didorong oleh momentum positif pertumbuhan kredit, serta stabilnya Net Interest Margin (NIM) dan credit cost. 

"Kredit tumbuh di atas ekspektasi, didorong oleh likuiditas yang membaik, di mana money supply tumbuh, serta insentif RRR meningkat," kata dia dalam risetnya, Jakarta, Minggu (25/8).

Saat ini, perseroan mengurangi eksposur kredit Small Medium Enterprise (SME) dalam rangka memperbaiki kualitas kreditnya. 

Perseroan melihat likuiditas lebih longgar ke depannya, seiring issuance SRBI yang turun, serta launching untuk new mobile banking Wondr di Juli 2024 di mana 69 persen tabungan ritel berasal dari mobile apps. 

"Kami masih merekomendasikan BUY dengan Target Price Rp6.200 (implied PB 1,1x di 2025F). Hal ini didorong oleh momentum positif pertumbuhan kredit, likuiditas yang menunjukan perbaikan, perbaikan kualitas kredit, serta valuasi yang atraktif," ujar Nico.

Likuiditas dan Kualitas Aset Membaik

Dana pihak ketiga (DPK) BBNI masih tumbuh ke Rp772 triliun Juni 2024 dengan CASA yang meningkat ke Rp546 triliun dan CASA ratio naik ke 70,7 persen.

Hal ini berdampak positif terhadap penurunan cost of fund ke 2,72 persen. Penurunan ini juga didorong oleh meningkatnya porsi tabungan retail yang memiliki cost of fund lebih rendah ke level 29 persen.

Perseroan melihat likuiditas juga akan lebih longgar ke depannya, seiring issuance SRBI yang turun ke Rp98 triliun di Juli 2024, di mana rate juga turun ke 7,34 persen.

"Kami melihat tren positif perbaikan likuiditas ini akan berlanjut seiring launching untuk new mobile banking Wondr di Juli 2024," kata Nico.

Saat ini, perseroan masih melakukan retrukturisasi kredit sebesar Rp39 triliun di Juni 2024 dengan loan at risk yang turun ke 12,3 persen.

Diakui Nico, NPL relatif stabil di 2 persen seiring perbaikan proses penyaluran kredit. Perseroan mengurangi eksposur di segmen SME seiring kualitas kredit yang memburuk, di mana dari Rp80 triliun eksposur kredit, 12 persen dikategorikan memiliki risiko tinggi. 

Sejalan dengan hasil yang positif ini, manajemen merevisi turun credit cost ke sekira 1 persen di 2024 (sebelumnya 1,4 persen).

"Perseroan melakukan launching Wondr yang diharapkan dapat mendorong transaksi ke depannya. Hal ini didukung oleh onboarding & servicing, di mana client dapat melakukan registrasi di mana saja, transaction, dengan transfer group serta same day remittance services serta CASA, PFM dan investment, deposito melalui aplikasi, tapenas, investasi reksa dana," tutur Nico.

(Fiki Ariyanti)

SHARE