Masih Pagi, Saham BYAN dan GOTO Sudah Jadi Beban IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah dan meninggalkan level psikologis 6.700 pada awal sesi I, Rabu (14/6/2023).
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah dan meninggalkan level psikologis 6.700 pada awal sesi I, Rabu (14/6/2023). Saham big cap, seperti PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat (laggard) indeks.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.49 WIB, IHSG turun 0,36 persen ke 6.694,52, melanjutkan koreksi 0,05 persen pada Selasa (13/6).
Nilai transaksi mencapai Rp2,53 triliun dan volume perdagangan 6,51 miliar saham.
Sebanyak 239 saham melemah, 218 saham menguat, dan 219 stagnan.
Saham BYAN, dengan kapitalisasi pasar (market cap) Rp516,67 triliun alias terbesar ketiga, ambles 3,73 persen ke posisi Rp15.500 per saham. Investor melakukan aksi ambil untung usai saham batu bara tersebut naik 4 hari beruntun.
Saham emiten e-commerce dan ride-hailing GOTO juga tertekan hingga iminus 2,48 persen ke Rp118 per saham. Dengan ini, saham GOTO sudah melemah selama 3 hari beruntun.
Investor tampaknya melakukan aksi ambil untung (profit taking) usai GOTO melejit 7,76 persen pada Kamis pekan lalu (8/6) seiring pengumuman bos private equity (PE) Northstar Patrick Walujo yang diusulkan jadi CEO GOTO yang baru.
Pada Jumat (9/6), saham GOTO juga ditutup naik 1,60 persen.
Asing tercatat keluar dari saham GOTO pada Selasa, dengan nilai net sell Rp88,14 miliar di pasar reguler, menggenapi aksi lego sejak dua hari sebelumnya.
Dengan ini, asing sudah membukukan net sell Rp180,59 miliar dalam sepekan.
Akan tetapi, investor asing sebenarnya masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) jumbo dalam sebulan belakangan. Angkanya mencapai Rp4,56 triliun di pasar reguler.
Ini tak lepas dari peningkatan tiba-tiba aliran dana asing yang masuk pada 31 Mei lalu, hari terakhir GOTO masuk indeks beken MSCI. Harga saham GOTO pun melonjak tinggi hingga batas auto rejection atas (ARA) 34,86 persen di penghujung perdagangan pada hari itu.
Pada 31 Mei, investor dengan broker Maybank Sekuritas Indonesia (kode: ZP) mencatatkan net buy tertinggi di GOTO, mencapai Rp1,89 triliun dengan harga rerata pembelian Rp146/saham pada Rabu.
Seturut dengan itu, asing melakukan net buy Rp2,86 Triliun di saham GOTO pada tanggal tersebut.
Dalam waktu dekat, investor, termasuk asing, tampaknya masih akan menunggu kabar lanjutan dari GOTO, termasuk soal Rapat Umum Pemegang Saham (RUSP) Tahunan dan Luar Biasa yang akan digelar pada 30 Juni 2023.
Dalam RUPSLB tersebut, manajemen GoTo akan meminta restu pemegang saham terkait Penambahan Modal Perusahaan Tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Mengutip data dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/5), GOTO berencana menerbitkan 118.436.392.950 lembar saham Seri A atau maksimum 10 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor yang akan diterbitkan dari saham portepel Perseroan dengan nilai nominal Rp 1 per saham.
Market cap GOTO sendiri mencapai Rp140,94 triliun.
Selain BYAN dan GOTO, saham emiten blue chip yang memerah lainnya adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,37 persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 0,90 persen, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 0,89 persen, hingga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 0,55 persen. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.