Masuki Era Hiperinflasi, Begini Strategi Unilever Indonesia (UNVR) Pertahankan Kinerja
Dunia bisnis dan industri bakal terdampak oleh masuknya era hiperinflasi, kenaikan suku bunga The Fed hingga potensi resesi global.
IDXChannel - Presiden Komisaris PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) Sanjiv Mehta menilai dunia bisnis dan industri bakal terdampak oleh masuknya era hiperinflasi, kenaikan suku bunga The Fed hingga potensi resesi global. Dalam mempertahankan kinerja, UNVR merespons ketidakpastian tersebut dengan menyiapkan berbagai strategi.
"Dan kemudian perusahaan-perusahaan, consumer good company menghadapi inflasi yang masif yang mungkin belum pernah kita hadapi dalam beberapa tahun," kata Sanjiv setelah RUPSLB yang digelar hari ini, Kamis (28/7/2022).
Ia menjelaskan, perseroan telah melakukan langkah penghematan (saving) di semua lini pengeluaran. Termasuk mencermati kenaikan harga produk lantaran inflasi berpengaruh besar terhadap komponen biaya produksi.
Namun demikian, peningkatan harga di tingkat konsumen belum serta merta akan dilakukan mengingat inflasi akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
"Tapi dalam peningkatan harga ini harus kita lakukan secara tepat supaya titik harga juga terlindungi," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk. Enny Hartati Sampurno menyebutkan, Unilever memilih untuk gencar melakukan penghematan daripada menaikkan harga produk. Karena itu, target penghematan tahun ini akan dinaikkan dari sebelumnya 4-5% dari pengeluaran menjadi 7-9%.
"Kami juga gencar melakukan internal saving dari semua lini cost. Target saving dinaikkan cukup tinggi menjadi 7-9% dari total cost dari sebelumnya 4-5% dari pengeluaran karena ini untuk memitigasi harga komoditas," tegas Enny, Rabu (27/7/2022).
Berdasarkan kinerja hingga kuartal II 2022, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun atau naik 12,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Seiring dengan kenaikan laba bersih, penjualan bersih perseroan juga tercatat sebesar Rp 21,4 triliun, dengan penjualan domestik naik sebesar 7,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan domestik seiring dengan meningkatnya loyalitas konsumen terhadap merek andalan perseroan.
(DES)