MARKET NEWS

Masuknya SWF China Bikin Saham KAEF-INAF ARA, Hanya Efek Sesaat?

Aldo Fernando - Riset 15/11/2022 07:17 WIB

Harga saham emiten farmasi tiba-tiba melambung tinggi pada perdagangan Senin (14/11/2022). Investor merespons kabar SRF investasi ke Indonesia.

Masuknya SWF China Bikin Saham KAEF-INAF ARA, Hanya Efek Sesaat? (FOTO: Dok MNC Media)

IDXChannel – Harga saham emiten farmasi tiba-tiba melambung tinggi pada perdagangan Senin (14/11/2022). Investor tampaknya merespons kabar soal fund investasi (SWF) milik China, Silk Road Fund (SRF), yang berinvestasi di dua BUMN farmasi Tanah Air.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten BUMN pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) masing-masing mencelat hingga batas auto rejection atas (ARA) 24,79 persen ke Rp1.485 per saham dan 24,58 persen ke Rp1.115 per saham.

Volume perdagangan kedua saham tersebut pun ramai. Sebut saja, KAEF memiliki volume perdagangan 13 juta saham, jauh lebih tinggi (breakout) tinimbang rerata volume 20 hari yang sebesar 292 ribu.

Demikian pula, volume INAF yang mencapai 5 juta saham, di atas rerata 20 hari yang hanya 85 ribu saham.

Meskipun melonjak tinggi, kedua saham di atas masih dalam tren penurunan.

 Sejak meroket ke level Rp6.900-an per saham pada medio Januari lalu didorong sentimen vaksinasi Covid-19, harga saham KAEF dan INAF cenderung ‘longsor’.

Secara year to date (ytd), saham KAEF merosot 38,89 persen dan INAF anjlok 50,00 persen.

Lonjakan INAF dan KAEF ternyata turut memantik kenaikan saham-saham farmasi dan perlengkapan medis lainnya.

Contoh saja, saham PT Phapros Tbk (PEHA) naik 12,73 persen ke Rp930 per saham pada Senin (14/11). Kenaikan tersebut juga ditopang oleh volume yang tinggi, yakni 2,8 juta saham (di atas rerata 20 hari sebesar 193 ribu saham).

Saham perusahaan jarum suntik sekali pakai PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melejit 9,24 persen ke harga Rp1.300 per saham disertai volume ramai sebesar 42 juta saham (versus rerata 20 hari sebesar 4,17 juta).

Dua penghuni anyar bursa, produsen masker PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) dan peralatan medis PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) masing-masing naik 6,63 persen dan 2,38 persen.

Asal tahu saja, MEDS melantai (IPO) di bursa pada 10 Agustus 2022, sedangkan OMED pada 8 November 2022.

Menyebut nama lainnya, harga saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dan PT Soho Global Health Tbk (SOHO) masing-masing naik 8,89 persen dan 4,55 persen.

Kemudian, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) dan produsen jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) secara berturut-turut menguat 4,05 persen dan 3,38 persen.

Tidak ketinggalan, saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) terapresiasi masing-masing 1,10 persen dan 0,50 persen.

SWF China-RI Teken Kerja Sama dengan BUMN Farmasi

BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) (Bio Farma), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) menandatangani kerja sama strategis dengan dua SWF, yakni Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA). 
 
Penandatanganan tersebut dalam rangka pengembangan industri healthcare di Indonesia.
 
Total investasi adalah sekitar Rp1,8 triliun untuk 40% kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.
 
Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.
 
Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober 2022 di Jakarta. 
 
KAEF akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi Perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.
 
"Sebagai holding grup BUMN Farmasi, Bio Farma mendukung setiap wujud nyata investasi dalam pengembangan industri healthcare di Indonesia," ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, melalui keterangan tertulis, Minggu (13/11/2022).
 
Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, mengemukakan masuknya investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri. 
 
Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai perusahaan.
 
"Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan Perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik," ungkap David.
 
Kolaborasi para pihak dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA. 
 
Penandatanganan ini dilakukan di Hotel Indigo Seminyak, Bali pada hari Minggu (13/11/2022) dengan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury dan Komisaris Utama Bio Farma, Tanri Abeng.
 
Selain itu para pihak yang menyepakati kerja sama ini adalah Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir; Direktur Utama Kimia Farma, David Utama; Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo; dan Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun, serta, Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah.
 
Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, mengatakan, kerja sama investasi ini dapat membukakan akses Kimia Farma ke ekspertis dari investor global. (ADF)

SHARE