MARKET NEWS

Mata Uang BRICS Mengancam Dolar, Bagaimana Dampaknya ke Rupiah?

Anggie Ariesta 05/04/2023 14:21 WIB

Dominasi dolar AS di pasar global bakal terganggu oleh munculnya mata uang baru dari BRICS. Sementara itu, rupiah justru bisa diuntungkan.

Mata Uang BRICS Mengancam Dolar AS, Bagaimana Dampaknya ke Rupiah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Dominasi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global bakal terganggu oleh munculnya mata uang baru. Apalagi forum BRICS berencana menciptakan mata uang tunggal.

Forum BIRC merupakan forum bisnis kelompok lima negara yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Para analisa global menyebut rencana menciptakan uang tunggal bisa berdampak pada dolar AS.

Dari dalam negeri, pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan selain konflik, dolar AS memang bisa terancam oleh keberadaan forum BRICS yang saat ini sedang membahas penerbitan mata uang baru.

"Sehingga wajar setiap negara punya inisiatif bagaimana caranya di setiap perdagangan tidak menggunakan dolar," kata Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (5/4/2023).

Jika ada yang mengatakan AS tidak pernah bangkrut karena dolar masih mendominasi sebagai mata uang tunggal dalam perdagangan internasional saat ini. Sebab, Amerika selalu mendapat persenan dari tiap transaksi, termasuk saat Indonesia melakukan transaksi menggunakan dolar AS.

"Apakah dolar ini bisa dijadikan ancaman oleh mata uang tunggal? oh iya pasti. Karena negara anggota BRICS itu negara besar dengan penduduk yang mayoritas besar," ungkap Ibrahim.

Dengan demikian, jika anggota BRICS ini mempunyai mata uang tunggal, sangat bisa mengalahkan dolar Amerika. "Disisi lain perdagangan yang tinggi itu negara-negara anggota BRICS dibandingkan negara lainnya," imbuhnya.

Menariknya, Ibrahim menilai rupiah justru diuntungkan dengan rencana BRICS menciptakan mata uang tunggal. Sebab, dolar AS tidak menjadi mata uang tunggal lagi.

Di sisi lain, konflik terkait mata uang tunggal ini justru membuat rupiah semakin tenang." Karena saat ini fluktuasi mata uang rupiah bergantung dari ekonomi di Amerika," ujar Ibrahim.

Sebaik-baiknya ekonomi di Indonesia, sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo,ketika ada masalah eksternal seperti ekonomi di AS berfluktuatif berpengaruh terhadap mata uang rupiah.

"Ketenangan kondisi di Amerika ini membuat rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan bahkan sampai saat ini sudah di bawah Rp15.000," jelasnya.

(FRI)

SHARE