IDXChannel - Rusia terus mendorong anggota BRICS lainnya untuk membuat mata uang tunggal. Usulan itu disebut bertujuan untuk menantang dominasi Barat, khususnya dolar Amerika Serikat (AS).
“Sebetulnya lebih ke arah mereka mencoba menantang dominasi AS, terutama lewat USD,” kata Radityo Dharmaputra, pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga, kepada IDXChannel pada Selasa (4/4/2023).
Radityo mengatakan usulan Rusia tersebut hanyalah sebuah maneuver politik. Rusia bukanlah mitra ekonomi terbesar dari negara anggota BRICS lainnya.
BRICS beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
“Masalahnya, ini cuma jadi posturing politik saja. Partner terbesar China misalnya, bukan Rusia, tapi masih AS dan negara-negara Barat. Rusia tidak mungkin menjadi partner ekonomi terbesar bagi China, Brazil, maupun India,” jelasnya.
“Sehingga, menurut saya, proyek ini bukan proyek ekonomi, tapi proyek geopolitik untuk menunjukkan mereka berupaya menciptakan alternatif. Tapi sampai saat ini belum terlihat prospeknya,” lanjutnya.