MARKET NEWS

Mata Uang se-Asia Runtuh Hadapi Dolar AS, Rupiah Terkoreksi 10 Poin

Dinar Fitra Maghiszha 19/11/2021 10:30 WIB

Kinerja mata uang rupiah hari ini mengalami koreksi terhadap Dolar Amerika Serikat. Menilik pasar spot Bloomberg Jumat (19/11/2021) hingga pukul 10.02 Wib.

Mata Uang se-Asia Runtuh Hadapi Dolar AS, Rupiah Terkoreksi 10 Poin. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja mata uang rupiah hari ini kembali mengalami koreksi terhadap Dolar Amerika Serikat. Menilik pasar spot Bloomberg Jumat (19/11/2021) hingga pukul 10.02 WIB, mata uang Garuda turun 10 poin atau 0,07% di harga Rp14.230 per USD1.

Selain Rupiah, seluruh mata uang negara Asia -kecuali China- juga melemah terhadap USD, ketika indeks dolar AS berada di level USD95,64, pukul 10:04 WIB.

Yen Jepang turun sebesar -0,11% di 114,37, dolar Australia anjlok -0,10% di 0,7275. Adapun Baht Thailand juga tersungkur -0,09% di 32,600, dan Peso Filipina tertekan 0,20% di 50,350.

Sementara mata uang Asia yang terpuruk terhadap dolar AS yaitu dolar Hong Kong turun -0,02% di 7,7902, Won Korea Selatan merosot -0,19%, dan Ringgit Malaysia juga tertekan -0,07% di 4,1830.

Dolar Singapura juga anjlok -0,07% di 1,3573, dan dolar Taiwan yang merosot -0,01% di 27,790.

Berbeda dari yang lain, Yuan China justru naik 0,02% di 6,3840.

Pengamat rupiah, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS masih berada di puncaknya selama 16 bulan terakhir.

"Mata uang AS menekan jeda dalam reli baru-baru ini, mendorong investor untuk bertanya apakah reli melambat. Tetapi patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun mencatat kenaikan moderat pada hari Kamis tetapi mundur dari level tertinggi tiga minggu selama sesi sebelumnya. Lelang obligasi 20 tahun juga mengecewakan," kata Ibrahim di Jakarta, Kamis (18/11).

Di samping itu, data penjualan ritel AS yang kuat awal pekan ini memacu reli dolar baru-baru ini, yang dimulai pekan lalu setelah angka inflasi AS yang kuat mendorong asumsi pasar bahwa Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.

Ibrahim membaca Bank Sentral AS hanya akan menyelesaikan pengurangan aset (tapering) pada pertengahan 2022 dan masih terus memantau apakah rekor inflasi tingkat tinggi akan turun seperti yang dia harapkan. (TYO)

SHARE