Matahari (LPPF) akan Pangkas 40 Persen Belanja Modal pada 2024
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan mengurangi belanja modal pada 2024 sebesar 40%.
IDXChannel - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan mengurangi belanja modal pada 2024 sebesar 40%. Alhasil, capex pada tahun depan akan lebih rendah dibanding tahun ini yang sebesar Rp300 miliar.
CEO Matahari Terry O'Connor mengatakan, belanja modal dikurangi 40% akibat fokus Matahari pada kualitas pembukaan gerai dan meningkatkan transformasi digital yang bekerja sama dengan ETP group.
"Belanja modal dikurangi 40% karena akan ada penambahan gerai, pengembangan digital kadang kita memerhatikan gerai dengan customer objectives," kata Terry dalam Public Expose Live 2023, Kamis (30/11/2023).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Chief Financial Officer LPPF Niraj Jain yang menegaskan pada 2024 nantinya akan lebih fokus untuk tingkat pengembalian gerai dan segmen menengah atau menengah ke atas lewat ETP.
"Kita akan terus mengembangan gerai dan perjalanan transformasi digital yang datang lewat software ETP," kata Niraj.
Adapun pengurangan capital expenditure (capex) karena perseroan menerapkan kehati-hatian dalam finansial.
"Kami menerapkan kehati-hatian finansial untuk memastikan bahwa kami mendapatkan nilai terbaik," ujar Niraj.
Ekspansi pada 2024 akan memprioritaskan gerai-gerai berkualitas tinggi dibandingkan fokus pada jumlah gerai yang dibuka.
Pada 2024, Matahari berencana membuka enam gerai, empat gerai merupakan konsep terbaru Matahari dan dua gerai MU&KU.
Konsep MU&KU, yang ditujukan untuk segmen menengah ke atas, telah diperkenalkan pada pengembang dan diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2024.
Matahari bermaksud untuk mempercepat upaya rebranding gerai dan mengalokasikan belanja modal ke gerai-gerai yang memiliki potensi lebih tinggi.
Dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, Matahari membukukan penjualan sebesar Rp9,6 triliun, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,4%.
Same-Store Sales Growth (SSSG) sebesar -2,3% disebabkan oleh kurangnya stimulasi Lebaran dan lesunya perekonomian.
EBITDA Matahari pada periode tersebut sebesar Rp1,1 triliun, turun dibandingkan Rp1,5 triliun pada tahun lalu.
(YNA)