Mau Delisting, Grup Salim (META) Siap Buyback 3 Miliar Saham Publik
Hingga 31 Oktober 2023, jumlah saham yang beredar di masyarakat mencapai 3 miliar lembar saham atau setara 16,98 persen.
IDXChannel - Emiten jalan tol milik Grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memantapkan langkah untuk menghapus pencatatan saham secara sukarela atau voluntary delisting. Manajemen menyatakan siap untuk membeli kembali atau buyback saham yang beredar di publik.
Hingga 31 Oktober 2023, jumlah saham yang beredar di masyarakat mencapai 3 miliar lembar saham atau setara 16,98 persen. Kabar terbaru, jumlah ini berkurang hingga mencapai 14,98 persen, yang diwakili oleh 12.555 investor.
Pengendali META yakni PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) bakal menjadi pihak yang melakukan penawaran tender buyback.
Harga yang ditawarkan, terang manajemen, akan lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pengumuman RUPSLB telah berlangsung pada Jumat (10/11/2023). Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) justru telah mensuspensi saham META terkait rencana Go-Private tersebut sejak Rabu (8/11/2023). Saat ini harga saham META berhenti di Rp238 per saham.
Sebelumnya, manajemen mengungkap alasan melakukan delisting sukarela, dengan menyebut ada faktor kerugian yang dialami perseroan berturut-turut dalam laporan keuangan per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023.
Perusahaan juga mengakui tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal sejak aksi korporasi berskema right issue dilakukan pada 2010 dan 2018. Hal ini disebut tidak akan dilakukan lagi di masa depan.
"Perusahaan juga sudah tidak memberikan dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2018," kata manajemen dalam prospektus.
Adapun manajemen juga berniat mengembangkan anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkn pendanaan besar atau capital intensive. Menurutnya, karakteristik bisnis tersebut membutuhkan periode lama untuk menghasilkan imbal hasil investasi (return-on-investment).
"Sebagai akibatnya dapat menambah jangka waktu lebih panjang lagi untuk dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya," pungkas manajemen. (NIA)