Melesat 893,9 Persen, Surya Esa Perkasa (ESSA) Kantongi Laba Rp2,1 Triliun di 2022
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan sepanjang 2022.
IDXChannel - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan sepanjang 2022. Perusahaan yang bergerak di bidang energi dan kimia ini mengantongi laba bersih sebesar USD138,84 juta atau Rp2,10 triliun.
Laba bersih perseroan mengalami kenaikan hingga 893,90% dari perolehan tahun 2021 yang hanya sebesar USD13,96 juta. Seiring dengan tumbuhnya laba bersih, pendapatan ESSA juga melesat 141,06% menjadi USD731,49 juta atau Rp11,08 triliun.
Presiden Direktur ESSA, Chander Vinod Laroya, mengatakan angka tersebut merupakan rekor pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan. Adapun kinerja positif ini didorong oleh kenaikan harga gas alam dan amonia di pasar komoditas global.
"Kami dengan bangga mengumumkan rekor pendapatan tertinggi kami pada tahun 2022, membangun keunggulan operasional yang konsisten didukung oleh harga amoniak dan LPG yang lebih tinggi," kata Chander dalam keterangan resminya, Senin (20/2/2023).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penjualan amonia sepanjang tahun lalu tercatat sebesar USD681,36 juta atau Rp10,32 triliun. Kemudian, penjualan LPG tercatat sebesar USD46,54 juta atau Rp705,51 miliar, serta jasa pengolahan berkontribusi sebesar USD3,58 juta atau Rp54,28 miliar.
Chander mengungkapkan, karena arus kas perseroan yang kuat, utang ESSA berkurang secara signifikan sebesar 43% menjadi USD278 juta pada akhir Desember 2022, dibandingkan dengan 2021 yang tercatat sebesar USD487 juta dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,5 kali.
"Kami telah memanfaatkan kas yang lebih tinggi yang dihasilkan untuk pengurangan jumlah utang, yang mengarah ke neraca yang jauh lebih kuat," ujar dia.
Berkat pertumbuhan kinerja tahun lalu, perseroan pun akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Pembagian dividen tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak ESSA melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2012 lalu.
Ke depan, perseroan akan berfokus pada proyek amonia biru atau blue ammonia yang sedang dieksplorasi secara luas, untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih.
"Kami tetap optimistis dengan peluang pertumbuhan baru di industri gas hilir, untuk memberikan nilai yang lebih besar bagi para pemegang saham dengan mengembangkan bisnis lebih lanjut," pungkas Chander. (NIA)