Menebak Arah IHSG April 2024 dan Saham-Saham Potensi Pendulang Cuan
Simak proyeksi IHSG sepanjang April 2024 dan rekomendasi sahamnya yang berpotensi cuan gede.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah sepanjang April 2024. Saham-saham di sektor keuangan dan non siklikal diprediksi masih akan bersinar di bulan ini.
"Kami melihat IHSG akan mendatar dengan kecenderungan melemah di April 2024," kata Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens dalam risetnya, Jakarta, dikutip Sabtu (13/4/2024).
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh inflasi yang masih tinggi, resesi di beberapa negara, serta potensi melemahnya nilai tukar Rupiah pasca outflow dalam beberapa pekan terakhir.
Lebih jauh Nico menjelaskan, The Fed masih akan memangkas suku bunga tiga kali, meskipun inflasi tinggi. The Fed masih menjaga suku bunga di level 5,25-5,5% pada pertemuan Maret 2024.
The Fed, sambungnya, juga menegaskan pemangkasan suku bunga sebanyak tiga di 2024 dan berdasarkan dot plot, suku bunga diperkirakan juga akan dipangkas sebanyak tiga kali di 2025.
Sementara Bank of Japan (BoJ) secara resmi mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya pada pertemuan di Maret 2024, pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir, dengan menaikkan suku bunga ke 0-0,1% (sebelumnya: -0,1%).
"Investor masih akan mencermati pergerakan harga minyak, setelah Arab Saudi dan Russia dan anggota OPEC+ lainnya, menyatakan akan memperpanjang pemangkasan produksi secara sukarela hingga kuartal II-2024," papar Nico.
Dia menekankan, patut dicermati, S&P global menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi di zona Eropa sebesar 10bps ke 0,7% di 2024 dan 20bps ke level 1,5% di 2025, sejalan dengan Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) ke 0,6% dan International Monetary Fund (IMF) ke 0,9%.
Di samping itu, European Central Bank (ECB) akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sejak Juni 2024.
Dari dalam negeri, Nico mengakui, investor masih akan mencermati sidang sengketa Pilpres.
"Namun saat ini investor, masih akan mencermati sidang sengketa Pilpres yang masih berlangsung," ujarnya.
Dia pun menyebut, investor perlu mencermati kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan PPN sebesar 100 bps ke 12% di 2025. Sementara itu, rilis data kurang positif, di mana penjualan kendaraan khususnya kendaraan roda empat kembali turun pada Februari 2024.
Gaikindo menginformasikan penjualan wholesales mobil terkoreksi 22,6% YoY menjadi 140,2 ribu pada periode Januari-Februari 2024.
Patut dicermati juga data ekspor yang kurang positif, di mana pada Feb-24, ekspor turun 9,5% YoY (estimasi: -6,4% YoY; Januari 2024: -8,1% YoY) dengan impor tumbuh 15,8% YoY (estimasi: +10,1% YoY; Januari 2024: +0,4% YoY) yang membawa surplus trade balance menurun ke USD867 juta (estimasi: USD2,3 miliar; Januari 2024: USD2 miliar).
"Hal ini disebabkan oleh penurunan komoditas seperti besi dan baja (-27,1% MoM) CPO dan turunan (-30,4% MoM) namun batu bara meningkat (+7,5% MoM)," terang Nico.
Untuk April ini, Nico merekomendasikan saham-saham di sektor keuangan (IDXFIN), serta non siklikal (IDXNCYC). Sedangkan sektor yang bakal tertekan di bulan ini adalah sektor transportasi.
"Untuk April 2024, kami merekomendasikan sektor IDXFIN (patut dicermati berakhirnya restrukturisasi kredit, namun bank buku IV telah melakukan pencadangan yang cukup), serta IDXNCYC (antisipasi periode Lebaran serta spillover dari kebijakan fiskal pemerintah seperti bonus PNS serta bantuan sosial)," jelasnya.
"Sektor yang diperkirakan masih akan tertekan adalah IDXTRANS (penurunan baltic dry index, seiring resesi di beberapa negara)," dia menambahkan.
"Sedangkan untuk sahamnya untuk periode April 2024, kami merekomendasikan saham BMRI, BNGA, BBNI, TLKM, MAPI, ERAA dan ACES," pungkas Nico.
(FAY)