MARKET NEWS

Menuju Resesi, Bambang Brodjonegoro: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

Taufan Sukma/IDX Channel 09/12/2022 06:53 WIB

Bambang Brodjonegoro mengingatkan pemerintah agar dapat segera memitigasi berbagai tantangan yang tersedia di pasar global.

Menuju Resesi, Bambang Brodjonegoro: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kondisi perekonomian dunia yang tengah dilanda krisis dan bahkan terancam diterpa resesi di tahun depan menjadi concern para ekonom Tanah Air untuk dapat segera diantisipasi dengan baik.

Mantan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, misalnya, mengingatkan pemerintah agar dapat segera memitigasi berbagai tantangan yang tersedia di pasar global.

Berbagai tantangan tersebut, meliputi kebijakan suku bunga tinggi di berbagai negara maju, khususnya Amerika Serikat, angka pengangguran yang akan naik, pertumbuhan ekonomi yang minim, krisis pangan, energi dan perang, akan menjadi pemicu semua itu.

“Ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja,” ujar Bambang, saat hadir dalam Economic & Capital Market Outlook 2023 CSA Awards 2022, Kamis (8/12/2022).

Menyikapi kondisi demikian, Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan CSA Community  didukung Perkumpulan Profesional Pasar Modal Indonesia (PROPAMI) mencoba mengajak para stakeholder dan pelaku pasar modal yang terdiri dari, professional, investor, expert, para manajerial perusahaan publik dan komunitas yang peduli pasar modal untuk mengulas dan mencari solusi atas kondisi perekonomian global dan lokal pada tahun 2023.

Ketua Pelaksana Economic and Market Outlook Capital 2023 Haryajid Ramelan mengatakan, potensi resesi global akan menjadi ancaman bagi ekonomi dan pasar modal Indonesia.

"Karenanya seminar ini dilaksanakan dalam upaya mencari solusi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan dunia pasar modal nasional," ujar Haryajid.

Haryajid mengharapkan seminar ini dapat diperoleh rangkuman, analisa, gambaran kondisi industri, perekonomian dan pasar modal global  serta dampaknya terhadap ekonomi dan pasar modal nasional di tahun 2023.

Haryajid Ramelan, menambahkan, kegiatan penutup tahun ini diharapkan dapat membawa optimisme baru bagi investor pasar modal di tengah isu perekonomian dan pasar modal yang akan lesu di tahun 2023. “Dengan adanya acara ini kami berharap pasar modal Indonesia akan tetap tumbuh di tengah tekanan resesi dunia,” ungkap Haryajid.

Sementara, Senior Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman mengingatkan akan adanya risiko dari ekonomi global dan juga domestik.
 
"Faktor dominan global selain tingkat bunga federal reserve yang masih akan tinggi, juga resesi di beberapa negara, termasuk di China yang akan alami perlambatan ekonomi serta perang dan juga harga komoditi yang tinggi," ujar Faisal.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk, M Agus Setiawan, dalam paparannya yang bertema Prospek Investasi Sektor Infrastruktur, khususnya Jalan Tol menyatakan bahwa PT Jasa Marga hingga kini masih menguasai 50% pangsa pasar jalan tol yang ada di Indonesia. 

Menurutnya, investasi jalan tol merupakan investasi jangka panjang dengan masa payback period sekitar 15-35 tahun. Sementara pada awal investasi dan beroperasi sudah dipastikan akan terjadi defisit cash flow hingga lebih dari 10 tahun.

Dengan pengalaman mengelola jalan tol selama 40 tahun, Jasa Marga berencana menjadi Perusahaan Jalan Tol Nasional Terbesar, Terpercaya dan Berkesinambungan. Hingga kini PT Jasa Marga memiliki 35 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.809 km.   

Sejak masuk bursa pada tahun 2007, emiten berkode JSMR yang sahamnya 70 persen dimiliki Pemerintah Indonesia, termasuk saham yang sangat aktif dan kerap diburu investor. Hingga 31 Agustus 2022, nilai kapitalisasi pasar sahamnya telah mencapai angka Rp23.5 triliun. (TSA)

SHARE