Merger GOTO Kerek Pendapatan Mitra Gojek dan Tokopedia hingga 5 Persen
Merger Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021 lalu dinilai mampu mengerek pendapatan masing-masing mitra hingga 5%.
IDXChannel - Merger Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021 lalu dinilai mampu mengerek pendapatan masing-masing mitra hingga 5%.
Keduanya melakukan penggabungan dengan nama perusahaan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, di 2022 lalu masyarakat secara umum masih menahan konsumsi, hal itu terlihat dari indeks pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih lebih rendah dari periode sebelum pandemi.
“Namun, platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. Sehingga mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat,” kata Chaikal dalam konferensi pers di Tokopedia Tower Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Secara rinci, mitra usaha Gojek dan GoTo Financial lama mengalami peningkatan pendapatan di tahun 2022 dan terdapat pendapatan sebesar Rp4,70 juta dari mitra usaha baru.
Sementara itu, pendapatan penjual Tokopedia secara keseluruhan tetap konsisten di 2022 menjadi Rp10,14 juta per bulan. Penjual Tokopedia lama mengalami peningkatan pendapatan di 2022 dan terdapat pendapatan sebesar Rp7,86 juta dari penjual baru Tokopedia.
Selain itu, pendapatan mitra pengemudi GoSend Sameday juga mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp5,16 juta per bulan.
Mitra pengemudi GoSend Sameday lama mengalami peningkatan pendapatan per bulan di 2022 dan terdapat potensi pendapatan per bulan sebesar Rp4,94 juta pada mitra pengemudi baru.
Adapun kajian terbaru ini bertujuan untuk memahami dampak integrasi platform dan bagaimana pemanfaatan teknologi bisa mempengaruhi kehidupan pengguna di dalamnya, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Chaikal menyebut, kasus GoTo menarik untuk dipelajari karena selain GoTo adalah ekosistem teknologi terbesar, GoTo juga melibatkan banyak elemen masyarakat mulai dari mitra pengemudi hingga para pedagang UMKM.
Berdasarkan riset sebelumnya, GoTo diestimasi memberikan nilai tambah Rp349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2% PDB Indonesia di tahun 2022.
“Kajian LPEM juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan layanan keuangan mitra usaha GoTo berada di atas rata-rata nasional,” ujar Chaikal.
Penggunaan layanan keuangan oleh mitra, antara lain dompet digital, mobile banking, dan tabungan semakin meningkat di 2022, dari 88% di 2021 menjadi 91% di 2022.
Angka ini lebih tinggi daripada 85% rata-rata nasional jumlah masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan keuangan formal menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Temuan lainnya yakni, ekosistem GoTo dinilai inklusif dan mudah digunakan sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Menurut Chaikal, sebuah platform yang inklusif dan rendah hambatan membuat peluang lebih setara bagi masyarakat dari berbagai kelompok, mendorong interaksi yang lebih kaya, keterwakilan yang lebih adil, mendorong adanya solusi berkelanjutan, serta pada akhirnya pertumbuhan ekonomi.
Contohnya, kata Chaikal, tingkat pendidikan biasanya menjadi hambatan pertama bagi masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan.
Platform GoTo yang tidak mensyaratkan level pendidikan tertentu, membuat semakin banyak masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital.
“Masyarakat bisa mendapatkan akses pendapatan tetapi dengan waktu yang fleksibel. Sifat inklusif dan rendah hambatan ini menimbulkan efek bola salju positif lainnya seperti peningkatan inklusi keuangan dan kesempatan kerja bagi perempuan,” imbuh Chaikal.
(DES)