MARKET NEWS

Microsoft hingga Nvidia Kerek Sektor Tekno AS, GOTO Cs di RI Gimana?

Maulina Ulfa - Riset 21/11/2023 15:29 WIB

Saham sektor tekno di pasar modal Indonesia masih berjuang memperbaiki kinerja sepanjang tahun ini.

Microsoft hingga Nvidia Kerek Sektor Tekno AS, GOTO Cs di RI Gimana? (Foto: MNC Media

IDXChannel - Saham sektor teknologi di bursa Wall Street menemui momentumnya di pekan ini setelah kabar menghebohkan pemecatan CEO OpenAI Sam Altman pada akhir pekan lalu yang menyeret raksasa tekno Amerika Serikat (AS), Microsoft Inc. (MSFT).

Bukannya berdampak buruk, keluarnya Altman dari OpenAI justru membuat saham Microsoft terbang mencapai new all time high (ATH). Saham raksasa teknologi ini naik 2,1 persen pada penutupan perdagangan Senin (20/11/2023) setelah mengumumkan pihaknya merekrut Sam Altman untuk usaha baru menyusul pemecatan mendadaknya sebagai CEO OpenAI sekaligus pembuat ChatGPT.

Kinerja saham Microsoft menjadi pendorong pasar pada perdagangan kemarin, dengan indeks Nasdaq ditutup menguat 1,13 persen, sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,6 persen dan S&P 500 menguat 0,75 persen.

Meski demikian, Microsoft bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang mencatatkan kinerja keuangan moncer tahun ini dan mendukung kinerja Nasdaq.

Sejumlah saham tekno yang melantai di Nasdaq mencatatkan kinerja saham dan keuangan yang cukup mocer tahun ini. Setelah pada tahun lalu sektor tekno cukup berjuang membalikkan kerugian.

Sebut saja kinerja Nvidia (NVDA) yang menjadi idola Nasdaq tahun ini. Juga kinerja Apple Inc. (AAPL), Google Inc. (GOOGL), Amazon (AMZN), Meta (META), hingga Tesla (TSLA).

Berdasarkan analisis Zacks, perusahaan yang tergabung dalam Big 7 Tech Players tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan laba hingga 49 persen pada kuartal tiga (Q3) 2023 dan kenaikan pendapatan hingga 12,2 persen.

MSFT juga mencatatkan kinerja keuangan moncer sepanjang tahun ini. Microsoft melaporkan hasil kuartal pertama tahun fiskal 2024 dan panduan pendapatan kuartal yang mengalahkan perkiraan Wall Street pada 24 Oktober lalu.

Perusahaan juga melaporkan lonjakan laba karena laju pertumbuhan biaya operasional yang lebih lambat.

Laba per saham tercatat USD2,99 dibandingkan perkiraan Revinitiv USD2,65 yang diharapkan. Sementara pendapatan menguat USD56,52 miliar dibanding perkiraan USD54,50 miliar.

Sementara NVDA dijadwalkan mengumumkan hasil fiskal kuartal ketiga tahun ini setelah pasar tutup pada hari ini, (21/11).

Berdasarkan riset Zacks Investment Research, di luar pemain-pemain berkapitalisasi besar tersebut, total laba bersih Q3 untuk sektor teknologi secara keseluruhan di bursa New York diperkirakan akan naik 18,6 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan pendapatan lebih tinggi 4 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Akankah Tekno RI Menyusul?

Saham sektor tekno di pasar modal Indonesia masih berjuang memperbaiki kinerja sepanjang tahun ini.

Ini terlihat dari indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) menjadi satu-satunya sektor yang tertekan paling dalam sepanjang tahun ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan data BEI, per Senin (20/11/2023), IDXTECHNO minus paling dalam mencapai 17,27 persen secara year to date (ytd). Di urutan ke dua, indek sektor energi atau IDXENERGY tertekan 13,04 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara, sektor yang berkinerja paling moncer adalah IDXINFRASTRUCTURE dengan kinerja naik 73,25 persen YTD. Peningkatan kinerja sektor infrastruktur tak lain tak bukan adalah berkat kenaikan kinerja saham PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN). Pasalnya, harga saham perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu tersebut terhitung melonjak hingga 772 persen dari posisi harga perdananya di level Rp780 per saham.

Sejumlah saham teknologi berkinerja buruk sepanjang tahun ini. Kinerja saham PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) berkinerja paling buruk dengan penurunan year to date (YTD) mencapai 81,12 persen.

Diurutan kedua, saham PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) tertekan hingga 78,19 persen meskipun belum lama melantai di bursa saham RI.

Saham PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) tertekan paling dalam ketiga dengan penurunan 73,12 persen YTD pada perdagangan hari ini hingga pukul 14.54 WIB.

Adapun dalam sepekan terakhir, saham dengan jumlah investor terbanyak, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai memperbaiki posisi setelah sebelumnya sempat menuju level Rp50 per lembar saham atau gocap.

GOTO mencatatkan kinerja moncer dengan kenaikan 8,64 persen dalam sepekan. Saham PT WIR Asia Tbk (WIRG) juga menguat 3,57 persen dalam sepekan terakhir. WIRG merupakan emiten yang ikut dimiliki oleh Grup Salim. Secara YTD, saham WIRG tertekan 5,69 persen.

Meski sahamnya sering naik turun, GOTO selalu menjadi penggerak pasar, utamanya bagi sektor tekno mengingat jumlah investornya yang cukup besar. Saham ini juga sering masuk jajaran saham yang paling aktif ditransaksikan, baik oleh investor domestik maupun asing.

Kinerja keuangan GOTO juga masih rugi di mana di Akhir Oktober lalu, GOTO melaporkan rugi bersih hingga kuartal III 2023 sebesar Rp9,59 triliun. Angka tersebut lebih rendah 54 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,91 triliun.

Rugi bersih periode berjalan untuk kuartal ketiga 2023 membaik 28 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai minus Rp2,4 triliun. 

Perbaikan ini dihasilkan dari monetisasi dan pengurangan insentif serta beban pemasaran sebesar 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Itu berarti ada penghematan sebesar Rp2,1 triliun untuk kuartal ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perseroan juga mencatat penurunan sebesar 19 persen pada beban operasional tetap dan penurunan lebih dari 25 persen untuk biaya terkait cloud dan infrastruktur TI, yang merupakan bagian terbesar dari beban pokok pendapatan. Penghematan tersebut secara keseluruhan berjumlah Rp2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan. (ADF)

SHARE