MARKET NEWS

MTN Timah (TINS) Senilai Rp626 Miliar Raih Peringkat idA dari Pefindo

Anggie Ariesta 09/10/2022 12:01 WIB

Pefindo memberikan peringkat idA untuk MTN PT Timah Tbk (TINS) senilai Rp626 miliar.

MTN Timah (TINS) Senilai Rp626 Miliar Raih Peringkat idA dari Pefindo. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat Medium Term Notes (MTN) PT Timah (TINS) senilai Rp626 miliar tanpa melalui penawaran umum dengan idA.

Adapun penerbitan MTN untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 yang jatuh tempo pada 28 September 2022.

Efek utang bernama MTN I TINS Tahun 2022 ini telah dibeli oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sejumlah 25 unit atau setara Rp 391,25 miliar. Sisanya Rp234,75 miliar dibeli oleh PT Indonesia Asahan Aluminium.

Dalam prospektus, dikutip Minggu (9/10/2022), manajemen TINS mengakui penurunan harga logam timah secara signifikan pada kuartal III ini telah memengaruhi arus kas operasional. Diproyeksikan pada semester kedua ini akan ada defisit.

Saat bersamaan, Pefindo juga menegaskan peringkat perseroan dan obligasi masih beredar dengan idA. Lalu, rating idAsy untuk sukuk perusahaan masih beredar menunjukkan prospek atas peringkat perusahaan stabil.

Menurut Pefindo, peringkat perusahaan mencerminkan posisi pasar perseroan sangat kuat, kegiatan operasional terintegrasi secara vertikal, proteksi arus kas, dan likuiditas kuat. Peringkat dibatasi kebijakan keuangan moderat, dan eksposur perusahaan terhadap volatilitas harga timah.

Peringkat dapat dinaikkan jika perseroan secara intensif melakukan penurunan utang hingga level konservatif, dengan melakukan efisiensi biaya, menghasilkan EBITDA kuat, dan memperkuat hilirisasi bisnis secara berkelanjutan.

Sedangkan peringkat dapat diturunkan jika ada penambahan utang lebih besar dari proyeksi tanpa dikompensasikan dengan peningkatan kinerja bisnis, kalau fluktuasi harga timah secara signifikan melemahkan pendapatan, dan profitabilitas.

Perubahan regulasi tidak menguntungkan, seperti larangan ekspor ingot seperti baru-baru ini juga berpotensi melemahkan arus kas, dan profil kredit, mengingat pasar ekspor akan tetap mendominasi pendapatan.

Perlu diketahui, tahun ini emiten di bawah naungan MIND ID ini menargetkan produksi bijih logam timah sebanyak 33.000 metrik ton (Mton). Adapun produksi bijih timah TINS pada enam bulan mencapai 9.901 Mton.

Sepanjang semester I ini, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp7,48 triliun atau naik 27% secara tahunan. Dari sisi bottom line, Timah mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun atau tumbuh 301% secara tahunan.

(FAY)

SHARE