Naik 19 Persen, Penjualan Batu Bara ADRO Capai 32,62 Juta Ton hingga Juni 2023
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan volume penjualan batu bara mencapai 32,62 juta ton di semester I-2023.
IDXChannel - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan volume penjualan batu bara mencapai 32,62 juta ton di semester I-2023. Realisasi ini naik 19% dibanding capaian periode yang sama tahun lalu.
Sementara volume produksi batu bara ADRO dan anak-anak usahanya (Grup Adaro) mencapai 33,41 juta ton sepanjang Januari-Juni ini atau naik 19% dari paruh pertama 2022.
Dengan capaian tersebut, perseroan siap mencapai target volume penjualan tahun ini berkisar 62-64 juta ton.
“Pencapaian perusahaan pada semester I-2023 memposisikan kami untuk mencapai target tahun 2023 maupun pertumbuhan bisnis berkelanjutan di jangka panjang. Di tengah pasar yang fluktuatif, permintaan untuk produk kami tetap tinggi," ujar Presiden Direktur dan CEO ADRO, Garibaldi Thohir dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (8/8/2023).
Merinci lebih detail, penjualan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melonjak 42% menjadi 1,82 juta ton pada enam bulan pertama 2023. ADMR mempertahankan target volume penjualan pada kisaran 3,8-4,3 juta ton pada tahun ini.
Pengupasan lapisan penutup mencapai 129,83 juta bcm pada semester I-2023, atau naik 27% dari semester I-2022. Nisbah kupas tercatat 3,89 kali, atau naik 7% dari sebelumnya dan sejalan dengan target sebesar 4,2 kali yang ditetapkan untuk 2023.
Indonesia tetap merupakan pasar terbesar Grup Adaro, meliputi sekitar 25% dari penjualan batu bara termalnya di semester I ini. Meskipun secara kuartalan penjualan ke pasar domestik dapat berfluktuasi, kontrak Grup Adaro yang berperiode tahunan membuat perusahaan tetap dapat mempertahankan target untuk berkontribusi pada pasar domestik dengan porsi lebih dari 25%.
Di sisi lain, perseroan mendapatkan pemenuhan pembiayaan (financial close) untuk smelter aluminium dan fasilitas pendukung terkait pada Mei 2023, dengan perolehan total USD1,58 miliar dan Rp2,5 triliun.
"Pemenuhan pembiayaan yang diperoleh untuk smelter aluminium maupun fasilitas pendukung terkait adalah peristiwa signifikan dalam ekspansi bisnis Adaro ke sektor pengolahan mineral," kata Garibaldi atau yang akrab disapa Boy Thohir itu.
Selain itu, hasil RUPST perseroan 11 Mei 2023 menyetujui enam agenda. Salah satunya adalah pembelian saham kembali (buyback) oleh ADRO.
“Kami mengupayakan keseimbangan yang optimal antara pengembalian pemegang saham dan ekspansi bisnis. Pada kuartal ini, kami memperpanjang program pembelian kembali saham dengan tetap mempertahankan komitmen terhadap dividen," imbuh Boy Thohir.
Sekadar informasi, saham ADRO ditutup melemah 0,42 persen ke 2.370 pada perdagangan Selasa (8/8). Padahal saham emiten pertambangan itu dibuka menguat ke level 2.400 dan nyaris seharian berada di zona hijau. Namun jelang penutupan perdagangan hingga akhir, justru ditutup terkoreksi.
(FAY)