Naik Tipis, Semen Indonesia (SIG) Kantongi Laba Bersih Rp828,7 Miliar
Capaian tersebut terhitung tumbuh tipis sebesar 4,4 persen dibanding laba bersih perusahaan pada Semester I-2021 yang masih sebesar Rp794,12 miliar.
IDXChannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp828,7 miliar di sepanjang Semester I-2022 lalu.
Capaian tersebut terhitung tumbuh tipis sebesar 4,4 persen dibanding laba bersih perusahaan pada Semester I-2021 yang masih sebesar Rp794,12 miliar.
Pertumbuhan laba berhasil didapat meski pendapatan perusahaan tercatat turun, dari Rp16,2 triliun pada enam bulan pertama tahun lalu, menjadi hanya Rp15,8 triliun di sepanjang Januari hingga Juni 2022 lalu.
Namun, SIG berhasil menebalkan marjin laba bersih dari semula 0,3 persen menjadi 5,2 persen untuk perbandingan periode yang sama, sehingga membantunya mendongkrak perolehan laba di tengah melemahnya pendapatan.
Tak hanya itu, penurunan juga terjadi pada beban penjualan yang susut menjadi Rp1,26 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun. Beban umum dan administrasi juga turun menjadi Rp1,2 triliun dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,35 triliun.
Demikian pula dengan beban keuangan, yang susut menjadi Rp662,5 miliar dari periode sama tahun 2021, sebesar Rp870 miliar. Sementara, beban pokok pendapatan naik tipis dari Rp11,465 triliun menjadi Rp11,466 triliun.
"Di tengah berbagai tantangan berat, kami melakukan langkah-langkah strategis untuk mempertahankan kinerja positif yang berkontribusi pada pengendalian beban pokok pendapatan, termasuk melalui pengamanan suplai batu bara dengan harga DMO, serta efisiensi beban usaha dan beban keuangan," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).
Menurut Vita, permintaan pasar semen domestik mengalami penurunan sepanjang semester I-2022 karena dampak libur Lebaran setelah jeda dua tahun selama pandemi. Selain itu, pergeseran prioritas belanja masyarakat untuk liburan dan juga konsumsi lain dibanding untuk keperluan properti dan renovasi hunian.
"Strategi yang diterapkan perseroan membuat SIG mampu mempertahankan EBITDA sebesar Rp3,53 triliun dengan marjin EBITDA yang meningkat 0,4 persen menjadi 22,3 persen," tutur Vita.
Kinerja positif tersebut, mampu dicapai SIG di tengah berbagai tantangan berat tahun ini, dan dengan kondisi permintaan semen nasional mengalami kontraksi. Resiliensi disebut Vita tak hanya dari capaian bisnis, namun juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perseroan.
Hal ini dilakukan melalui berbagai program untuk mendukung penurunan emisi karbon dan pembangunan berkelanjutan, serta capaian sertifikat Green Label untuk produk-produk yang dihasilkan Perseroan.
“Fokus SIG pada Industry Greenification dan Sustainability Initiative membantu Perseroan mencapai target-target keberlanjutan seperti penurunan clinker factor untuk menurunkan emisi karbon dan peningkatan pemanfaatan energi alternatif,” tegas Vita. (TSA)