MARKET NEWS

Nikkei Bullish saat Mayoritas Bursa Asia Melempem, Ini Pemicunya

Melati Kristina - Riset 25/04/2023 11:18 WIB

Bursa saham Jepang menguat pada Selasa (25/4/2023) pagi, saat mayoritas indeks saham Asia Pasifik merosot.

Nikkei Bullish saat Mayoritas Bursa Asia Melempem, Ini Pemicunya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Bursa saham Jepang menguat saat sebagian besar indeks saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Selasa (25/4/2023).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa (25/4/2023) pukul 10.32 WIB, indeks Hong Kong, yakni Hang Seng Index (HSI), terkontraksi paling dalam, yakni hingga 1,48 persen ke level 19.665.

Kemudian, Strait Times Index Singapura (STI), juga merosot hingga 0,71 persen disusul oleh Shanghai Composite Index (SSEC) yang turun hingga 0,35 persen menjadi 3.264.

Kendati demikian, bursa saham Jepang, yaitu Nikkei 225 Index (N225) masih menguat hingga 0,31 persen ke level  28.680 pada periode ini. 

Meski menguat, investor tengah wait and see akan pertemuan bank sentral yang akan dilakukan pada pekan ini dan menantikan sejumlah perusahaan melaporkan pendapatannya. 

Sementara, investor dan analis juga tengah menantikan kebijakan imbal hasil obligasi 10 tahun pada bulan Desember.

“Sangat mungkin investor saham Jepang akan beralih ke sikap wait and see seiring dengan pergerakan yang cenderung tak terlihat,” kata ahli strategi Nomura Sekuritas, Maki Sawada, dikutip dari Reuters

Kendati demikian, terdapat sinyal kemungkinan naiknya suku bunga di negara tersebut bila inflasi melampaui ekspektasi.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda pada Selasa (25/4/2023) menekankan untuk perlunya menjaga kebijakan moneter tetap longgar untuk mencapai target inflasi 2 persen disertai dengan kenaikan upah.

“Tetapi bila pertumbuhan upah hingga inflasi meningkat lebih cepat dari perkiraan serta memerlukan pengetatan kebijakan moneter, BOJ siap menaikkan suku bunga,” kata Ueda, dilansir dari Reuters pada Selasa (25/4/2023). 

Pada pertemuan BOJ pada Kamis (27/4/2023) mendatang, BOJ diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya guna mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan upah. Ueda juga mengatakan, pengetatan kebijakan moneter yang tengah dilakukan saat ini dapat menekan inflasi di masa depan.

(SLF)

SHARE