OJK: Nilai Penawaran Umum di Pasar Modal Tembus Rp86,92 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp86,92 triliun.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, tren penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal masih positif hingga akhir Mei 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Inarno Djajadi mengatakan, total nilai penawaran umum seluruh efek mencapai Rp86,92 triliun.
“Pada Mei 2024, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp86,92 triliun,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Senin (10/6/2024).
Dari sisi perusahaan tercatat atau emiten, sepanjang 2024 per 31 Mei, terhitung ada 24 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, total dana yang dihimpun menembus Rp3,88 triliun. Per Senin (10/6), terdapat satu emiten yang melantai, sehingga menambah jumlah perusahaan tercatat menjadi 25 emiten.
Aksi korporasi ini berpeluang terus berlanjut. Pasalnya, total 37 perusahaan masuk dalam antrean pencatatan saham. Dari jumlah itu, terdapat 8 korporasi raksasa yang mempunyai aset besar di atas Rp250 miliar.
“Sampai dengan 31 Mei 2024 terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham,” kata Nyoman kepada wartawan, Senin (3/6).
Daftar rencana pencatatan saham di Bursa masih didominasi oleh perusahaan beraset menengah beraset Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar. Sementara lima lainnya adalah memiliki aset skala kecil, yakni di bawah Rp50 miliar.
Sektor konsumer masih merajai antrean menjadi perusahaan terbuka, dengan rincian konsumer siklikal lima perusahaan, dan sembilan mewakili konsumer nonsiklikal. Selanjutnya terdapat enam korporasi dari sektor industri, empat dari teknologi, dan tiga masing-masing dari sektor kesehatan, dan properti-real estat.
Kemudian ada dua perusahaan dari sektor energi, dan bahan baku. Kemudian satu masing-masing dari sektor keuangan, infrastruktur, dan transportasi-logistik.
(FAY)