OJK Paparkan Kinerja Pasar Modal di DPR: IHSG Tembus 8.617, Cetak ATH 22 Kali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan capaian kuat kinerja pasar modal menjelang akhir 2025 dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan capaian kuat kinerja pasar modal menjelang akhir 2025 dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga menembus level 8.617 dan mencetak 22 kali rekor tertinggi atau all time high (ATH) sepanjang tahun berjalan.
Menurut Inarno, laju penguatan ini didorong oleh perbaikan kinerja pasar secara keseluruhan.
"Per Desember 2, indeks itu sudah berada di 8.617 atau tumbuh lebih dari 21,71 persen di akhir 2024 dengan total 22 kali all time high," ujarnya saat memulai pemaparan.
Posisi IHSG per 2 Desember 2025 berada di level 8.617 atau tumbuh lebih dari 21,71 persen dibandingkan akhir 2024.
Hingga akhir penutupan Rabu (3/12/2025), IHSG kembali mencetak rekor ATH intraday di level 8.669, meski berakhir koreksi 0,06 persen ke 8.611,79.
Dia mengungkapkan, tren positif ini turut terlihat dari kapitalisasi pasar (market cap) yang meningkat signifikan.
Menurut data OJK, market cap IHSG meningkat menjadi Rp15.813 triliun atau tumbuh 28,19 persen.
Selain pasar saham, penguatan juga terjadi di pasar surat utang. Inarno menyampaikan indeks obligasi sepanjang tahun berjalan menunjukkan tren positif.
"Indeks obligasi juga kita lihat menguat lebih dari 11,25 persen secara year to date," ujarnya.
Kinerja dana kelolaan reksa dan turut mencatat pertumbuhan solid. Inarno menyampaikan nilai AUM dan NAB reksa dana naik signifikan seiring kenaikan subscription investor.
Dia pun lantas menekankan, kondisi ini mencerminkan meningkatnya partisipasi dan kepercayaan investor domestik.
Dalam paparannya, Inarno juga menyinggung progres pasar modal terhadap target roadmap pasar modal 2023–2027.
Dia menyebut sejumlah indikator strategis telah berada di jalur pencapaian, mulai dari market cap, dana kelolaan, meskipun rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa masih di bawah target.
Market cap telah mencapai 104 persen dari target 2027, nilai dana kelolaan sudah berada di 99,7 persen, dan jumlah investor telah menyentuh 98 persen dari sasaran.
Meski begitu, Inarno mengakui dua indikator masih memerlukan percepatan. “Sementara dua indikator jumlah emiten dan juga nilai transaksi harian masih di bawah target,” katanya.
Pemulihan likuiditas dan pendalaman pasar disebut menjadi perhatian utama OJK.
Inarno menegaskan regulator menargetkan penguatan struktur pasar agar lebih dalam dan inklusif, sejalan dengan rancangan roadmap dan 5 pilar pasar modal, terdiri dari pendalaman pasar, pengembangan keuangan berkelanjutan, penguatan pelaku industri, perlindungan konsumen, dan penguatan keuangan digital.
(Dhera Arizona)