OJK Ungkap Rendahnya Tingkat Literasi Pasar Modal RI, Hanya Lima Persen
OJK menyebut tingkat literasi keuangan pasar modal di Indonesia masih rendah yakni hanya sekitar 5 persen.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tingkat literasi keuangan pasar modal di Indonesia masih rendah yakni hanya sekitar 5 persen. Hal ini mengkhawatirkan karena investor rentan terjerumus investasi ilegal.
Persentase ini menurut OJK jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional dengan rata-rata yang mencapai 38 persen.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara menyatakan bahwa literasi keuangan di pasar modal penting bagi investor dalam pengambilan keputusan.
"Saya memiliki keyakinan bahwa investor ritel yang melek keuangan akan dapat melindungi dirinya sendiri dari praktik penipuan dan investasi ilegal," kata Tirta dalam Webinar Edukasi Keuangan 'Like It' secara virtual di Youtube Jasa Keuangan, Kamis (5/8/2021).
Seperti diketahui, data mencatat bahwa pada semester 1 / 2021, jumlah investor ritel pasar modal menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sebesar 96 persen year on year. Angka ini didominiasi oleh kalangan Milenial dan Gen Z.
Meleknya literasi keuangan khususnya di pasar modal, terang Tirta, dapat membantu investor dalam mempertimbangkan aspek risiko, legalitas produk, dan kewajaran penawaran produk.
"Mereka yang melek literasi juga dapat memilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuannya dengan mempertimbangkan aspek risiko, legalitas produk, serta kewajaran penawaran produk. Oleh karena itu segala upaya untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya di pasar modal terus kita dorong, " ulas Tirta.
Tak lupa, Tirta juga meminta kepada investor untuk tidak ragu melaporkan dugaan investasi ilegal kepada pihak OJK.
"Jika bapak ibu ragu-ragu terhadap penawaran investasi, Anda sekalian bisa menghubungi kontak OJK di 157 atau kontak khusus Whatsaapp di 081157157157. Anda dapat menghubungi nomor ini apabila ragu-ragu terhadap perusahaan yang menawarkan investasi," tukasnya. (RAMA)