MARKET NEWS

OPEC Proyeksikan Permintaan Minyak Dunia Bakal Turun, Ini Sebabnya

Taufan Sukma/IDX Channel 12/08/2022 09:36 WIB

proyeksi keraguan juga didasarkan pada tren pelemahan yang diamati pada beberapa momen ekonomi penting.

OPEC Proyeksikan Permintaan Minyak Dunia Bakal Turun, Ini Sebabnya (foto: MNC Media)

IDXChannel - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memperkirakan permintaan minyak dunia pada tahun ini bakal berada di kisaran 100 juta barel per hari (bph). Perkiraan ini turun dari proyeksi OPEC pada bulan lalu yang masih di kisaran 100,3 juta barel per hari.

Tak hanya permintaan minyak dunia, OPEC juga kembali merevisi proyeksinya atas pertumbuhan ekonomi global dari semula diperkirakan bakal mampu tumbuh 3,5 persen di tahun ini, menjadi hanya 3,1 persen pada laporan bulanan terbarunya.

Revisi proyeksi pertumbuhan ini ketiga kalinya dilakukan OPEC sejak April 2022 lalu, dengan mempertimbangkan masih akan terus berkecamuknya perang Rusia dan Ukraina, tren peningkatan inflasi yang tidak terbendung dan upaya dunia untuk kembali menahan tren kenaikan kasus pandemi COVID-19 yang di beberapa negara menunjukkan tren peningkatan cukup signifikan.

Proyeksi yang lebih rendah didasarkan OPEC pada realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2022 yang juga melambat di titik-titik perekonomian utama dunia. Selain itu, proyeksi keraguan juga didasarkan pada tren pelemahan yang diamati pada beberapa momen ekonomi penting.

OPEC menilai bahwa perekonomian dunia masih terus dihantui risiko ketegangan geopolitik dan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung. Tak hanya itu, kondisi pandemi COVID-19 yang terus berlanjut, tekanan kenaikan inflasi, dan tingkat utang negara yang tinggi di banyak kawasan juga turut memperkeruh suasana.

Sementara perkiraan pengetatan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Zona Euro juga dianggap mempertebal keraguan atas masa depan perekonomian global di sepanjang tahun ini. Belum lagi, OPEC juga memperkirakan bakal diberlakukannya kembali pembatasan COVID-19 seiring kenaikan kasus terpapar yang kembali terjadi sejumlah negara secara signifikan. (TSA)

SHARE