MARKET NEWS

Outflow Asing Tekan SBN, Pasar Modal RI Tetap Resilien 

Dinar Fitra Maghiszha 16/09/2025 10:13 WIB

Pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan meski tekanan aliran dana asing terhadap surat berharga negara (SBN) masih berlanjut.

Outflow Asing Tekan SBN, Pasar Modal RI Tetap Resilien (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan meski tekanan aliran dana asing terhadap surat berharga negara (SBN) masih berlanjut. 

Laporan BRI Danareksa Sekuritas mencatat, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) kembali tergerus.

Sepanjang pekan kedua September terjadi net sell asing di SBN mencapai Rp13 triliun, dengan akumulasi outflow bulanan Rp25 triliun. Total kepemilikan asing kini berada di level Rp929 triliun.

"Tren ini menunjukkan kehatian-hatian investor, menyusul perombakan kabinet yang baru-baru ini terjadi," kata Chief Economist and Head of Fixed Income Research BRI Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto dalam dalam Macro Strategy The New Paradigm, Senin (15/9/2025).

Meski demikian, investor domestik mengambil peran sebagai penopang. Data BRI Danareksa, perbankan RI menyerap Rp12-13 triliun terhadap SBN, dalam sepekan dan lebih dari Rp20 triliun sepanjang bulan berjalan.

Bank Indonesia menambah Rp7-8 triliun di luar repo, sedangkan reksadana, asuransi, dan dana pensiun bersama-sama menambah lebih dari Rp13 triliun.

Helmy menilai investor lokal mampu menyerap tekanan jual asing. "Investor domestik bagaimanapun, memberikan penyeimbang yang kokoh," ujarnya.

Tekanan juga masih terlihat di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Nilai outstanding SRBI turun ke Rp717 triliun setelah penurunan sekitar Rp4 triliun dalam sepekan.

Investor asing tercatat menjual Rp11 triliun, sehingga outflow tahun berjalan mencapai Rp118 triliun. Kepemilikan asing di instrumen ini kini hanya sekitar Rp97 triliun atau 14 persen dari total.

Dari sisi imbal hasil, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun ke level 6,33 persen.

Di pasar global, imbal hasil US Treasury (UST) 10 tahun melemah ke sekitar 4,06 persen, sementara tenor 2 tahun naik tipis ke 3,56 persen.

Helmy menilai pergerakan ini mempersempit spread 2–10 tahun dan mencerminkan perubahan ekspektasi pasar atas kebijakan Federal Reserve ke depan.

Pada sisi nilai tukar, indeks dolar AS (DXY) turun ke 97,8. Rupiah tercatat menguat 0,3 persen ke posisi Rp16.380 per dolar AS, seiring intervensi berkelanjutan dari Bank Indonesia.

"Risiko kredit Indonesia juga menunjukkan perbaikan dengan penurunan credit default swap (CDS) tenor 5 tahun menjadi 69 basis poin," tutur dia.

Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,2 persen secara mingguan pada pekan kedua September. 
Investor asing mencatatkan net sell sekitar Rp6 triliun, sehingga akumulasi outflow bulan berjalan menjadi Rp9,9 triliun, dengan total outflow tahun berjalan mencapai Rp44,2 triliun.

“Resiliensi pasar terlihat jelas dari peran investor domestik yang mampu menyerap tekanan jual asing, baik di SBN maupun pasar saham. Dukungan ini menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia,” kata dia.

(DESI ANGRIANI)

SHARE