Panic Selling GOTO Jadi Beban Sektor Teknologi
Indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) menjadi satu-satunya sektor yang tertekan paling dalam sepanjang minggu lalu.
IDXChannel - Indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) menjadi satu-satunya sektor yang tertekan paling dalam sepanjang minggu lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), yang diakses pada Selasa (17/10/2023), pada pekan sebelumnya, IDXTECHNO minus paling dalam 5,74 persen. Di urutan ke dua, indek sektor kesehatan atau IDXHEALTH tertekan 3,4 persen.
Saham sektor infrastruktur (IDXINFRA) memimpin sektoral dengan kenaikan 18,32 persen.
Penurunan IDXTECHNO juga terjadi pada perdagangan hari ini Selasa (17/10) terjadi seiring sejumlah saham yang turun tajam.
Saham GOTO pada hari ini masih melanjutkan penurunan setelah pada perdagangan kemarin sempat mengalami kenaikan. Per pukul 13.34 WIB, GOTO masih anjlok 1,52 persen di level Rp65 per lembar saham. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dalam sepekan terakhir, saham GOTO anjlok 20,73 persen. Dengan ini, saham GOTO sudah memerah selama sepekan beruntun.
Harga saham GOTO terus menembus level terendah sepanjang masa (all time low/ATL) pada lanjutan perdagangan sesi I, Senin (16/10).
Pada Senin, BEI mencatat sekitar pukul 10.10 WIB, saham GOTO anjlok 19,4 persen secara harian ke Rp54 per saham, mendekati level gocap alias Rp50 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp524,99 miliar dan volume perdagangan 8,70 miliar saham.
Ini merupakan level ATL anyar usai pada Jumat (13/10) pekan lalu, harga saham GOTO ditutup terjun 8,22 persen secara harian ke posisi Rp67 per saham, setelah sempat menembus Rp66 per saham pada perdagangan intraday.
Level tersebut lebih rendah dibandingkan posisi pada intraday Kamis (12/10), ketika GOTO menembus Rp71 per saham.
Selain GOTO, sejumlah pemain utama sektor tekno seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menguat 1,96 persen memasuki sesi II perdagangan hari ini. Dalam sepekan, saham BUKA juga tertekan 1,89 persen dan secara year to date (ytd), saham BUKA sudah tertekan 20,61 persen.
Ada juga PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) bergerak sideways pada sesi yang sama. Saham emiten yang disokong oleh grup Djarum ini secara ytd tertekan 3,83 persen.
Adapun GOTO sepekan terakhir juga masuk ke jajaran top losers sepekan terakhir.
Sejumlah saham tekno lainnya seperti PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) tertekan 4,64 persen pada perdagangan hari ini pukul 13.50 WIB. Saham emiten milik keluarga Sariajmaja, Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun 1,64 persen di level Rp600 per lembar saham.
Saham PT WIR Asia Tbk (WIRG) menguat 1,74 persen sementara dalam sepekan terakhir tertekan 9,3 persen. WIRG merupakan emiten yang ikut dimiliki oleh Grup Salim.
Tekanan Jual GOTO Tinggi
Penurunan tajam saham GOTO sejak penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada April 2022 membuat kapitalisasi pasar (market cap) anjlok.
Saat listing pada 11 April 2022 di harga penawaran Rp338 per saham, market cap GOTO mencapai Rp400,32 triliun.
Sementara, di harga Rp65 per saham pada hari ini, market cap GOTO mencapai Rp78,09.
Tekanan jual yang cukup tajam mendorong bos sekaligus pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya ikut melakukan penjualan saham Seri A miliknya.
Dalam keterangannya, William melego 332.220.000 lembar saham Seri A yang dimiliki secara langsung dan tidak langsung.
Jumlah ini setara 0,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Adapun harga penjualan rata-rata berada di level Rp78,89 per saham yang dilakukan dalam kurun waktu 9 sampai 13 Oktober 2023. Sehingga pria yang juga menjabat Komisaris GOTO ini mendapat dana segar Rp26,20 Miliar.
"Tujuan dari transaksi adalah kebutuhan penting untuk pribadi," kata William, Jumat (13/10/2023).
Menyusul transaksi ini, William masih menggenggam 20,64 miliar lembar saham GOTO atau setara 1,72 persen. Secara rinci, jumlah saham Seri A William berkurang menjadi 8.06 miliar, dari semula 8,39 miliar, sedangkan Seri B tetap berada sebanyak 12,58 miliar lembar.
Mengutip data RTI Business per 13 Oktober, tekanan jual asing pada saham GOTO juga terpantau cukup tinggi, terutama para investor asing.
Dalam tiga bulan terakhir, asing menjual saham GOTO (net sell) senilai Rp1,96 triliun di pasar reguler. Dalam sebulan terakhir, asing juga menjual Rp749,3 miliar dan dalam sepekan terakhir, asing menjual Rp95,12 miliar.
Padahal, GOTO baru saja resmi menuntaskan penambahan modal melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Dari total saham baru yang diterbitkan, induk layanan digital transportasi hingga e-commerce ini mengenggam dana Rp1,5 triliun.
Adapun dalam rencana private placement, berdasarkan keterangan manajemen, perseroan menerbitkan 17.045.733.334 saham Seri A, dengan harga pelaksanaan Rp90 per saham.
"Tanggal pencatatan saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2023," kata manajemen, Kamis (12/10). (ADF)