Fahmi Abidin
IDXChannel - Keputusan pendiri e-commerce Tokopedia William Tanuwijaya melepas 332.220.000 saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memicu perbincangan yang ramai di publik. Di berbagai Whatsapp Group, Telegram dan platform social media, netizen berupaya menafsirkan aksi penjualan saham ini.
Keterbukaan informasi yang menyebutkan William menjual sebagian kecil kepemilikannya untuk keperluan pribadi yang mendesak, tidak menghentikan perbincangan itu. Padahal, fakta menunjukkan, komisaris GOTO itu hanya melepas 330 juta saham dari total kepemilikannya yang mencapai lebih dari 20 miliar saham.
Artinya, setelah penjualan 330 juta saham ini, William tetap tercatat sebagai pemegang saham individu terbesar GOTO dibandingkan kolega nya yang lain di dewan direksi dan komisaris.
Harga jual nya pun di level Rp78 per saham sehingga nilai transaksinya sebesar Rp26,2 miliar. Jika tujuannya cari cuan, atau exit strategy, William sejatinya bisa menjual di harga Rp147 saat harga saham GOTO menyentuh auto rejection atas (ARA) ketika masuk ke Morgan Stanley Composite Indeks (MSCI). Tapi, dia tidak melakukan.
Ada beberapa netizen yang mengaitkan penjualan saham ini sebagai bentuk ketidakpercayaan atau pesimisme William terhadap prospek bisnis GOTO. Tapi komentar cocoklogi semacam ini justru kena bully. Kata netizen lain, memangnya kalau direksi dan komisaris BBCA, BYAN, ADRO atau emiten bagus lainnya, melakukan penjualan saham untuk urusan pribadi lalu bisa diartikan mereka pesimistis dengan perusahaannya?
