Pasar Langsung ‘Hukum’ Duo Indofood Gara-gara Laba Anjlok, Saham INDF-ICBP Kompak Merosot Tajam
Investor merespons negatif rilis kinerja keuangan per semester I keduanya yang terbilang jeblok.
IDXChannel – Harga saham duo Indofood, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) anjlok di awal perdagangan Rabu (31/8/2022). Investor merespons negatif rilis kinerja keuangan per semester I keduanya yang terbilang jeblok.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.06 WIB, saham INDF ambles 4,23% ke Rp6.225/saham dengan nilai transaksi Rp84,88 miliar dan volume 13,54 juta saham.
Dengan ini, saham INDF ambles 6,39% dalam sepekan dan turun 7,09% dalam sebulan.
Kemudian, anak usaha INDF, ICBP, juga turun tajam, minus 5,73% keRp8.225/saham. Bahkan, di awal perdagangan saham ICBP sempet menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) (pembulatan 7 persen) di harga Rp8.125/saham.
Dalam sepekan, saham ICBP turun 6,27% dan dalam sebulan terjungkal 8,36%.
Menurut pers rilis perusahaan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), INDF membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 12% menjadi Rp52,79 triliun dibandingkan Rp47,29 triliun di periode yang sama taun lalu.
Laba usaha naik 4% menjadi Rp8,83 triliun dari Rp8,49 triliun, dan marjin laba usaha turun menjadi 16,7% dari 17,9%.
Kendati laba usaha naik, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 16% menjadi Rp2,90 triliun dari Rp3,43 triliun karena naiknya rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan.
Sementara, marjin laba bersih emiten Grup Salim tersebut mencapai 5,5% dari 7,3% di periode yang sama tahun sebelumnya. Tapa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs, core profit meningkat 2% menjadi Rp4,00 triliun dari Rp3,92 triliun.
Kemudian, ICBP membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 16% menjadi Rp32,59 triliun dibandingkan Rp28,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan kenaikan tersebut, ICBP membukukan marjin laba usaha yang sehat, yaitu sebesar 18,0%.
Namun demikian, jelas manajemen, seiring dengan kenaikan berbagai harga komoditas, laba usaha turun 8% menjadi Rp5,88 triliun dari Rp6,36 triliun.
Adapun, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun (yang biasa menjadi acuan investor) sekitar 40% menjadi Rp1,93 triliun dari Rp3,22 triliun dikarenakan rugi kurs yang belum terealisasi yang timbul dari kegiatan pendanaan.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim mengatakan, di tengah perekonomian global yang melambat, kondisi perekonomian Indonesia relatif baik. ICBP, kata Anthoni, akan terus fokus pada upaya untuk mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan profitabilitas.
“Berbagai inisiatif untuk kegiatan operasional kami di Indonesia maupun luar Indonesia di antaranya dengan memperkuat kepemimpinan kami di pasar melalui investasi secara berkelanjutan pada merek-merek produk, dan memperdalam penetrasi pasar. ICBP juga akan senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan manufaktur dan produksinya sera menjaga posisi keuangan yang sehat,” pungkas putera pendiri Grup Salim, Sudono Salim, tersebut. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.