MARKET NEWS

Pasar Obligasi Terbesar di Dunia, AS dan China Mendominasi

Zalfa Amelia/Magang 06/10/2023 16:31 WIB

Sebagai salah satu pasar modal terbesar di dunia, obligasi atau surat utang telah tumbuh tujuh kali lipat selama 40 tahun terakhir.

Pasar Obligasi Terbesar di Dunia, AS dan China Mendominasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagai salah satu pasar modal terbesar di dunia, obligasi atau surat utang telah tumbuh tujuh kali lipat selama 40 tahun terakhir. Dengan nilai lebih dari USD51 triliun, AS memiliki pasar obligasi terbesar secara global.

Pasar obligasi global pada 2022 berjumlah USD133 triliun. Pendorong pertumbuhan ini adalah penjualan utang pemerintah dan korporasi di negara-negara besar dan pasar negara berkembang. Selama tiga tahun terakhir, pasar obligasi China telah tumbuh 13 persen setiap tahunnya.

Mengutip pemberitaan IDXChannel.com, obligasi merupakan surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Berikut daftar 10 pasar obligasi terbesar dunia menurut data Bank of International Statement sebagaimana dilansir Visual Capitalist, Jumat (6/10/2023). (Lihat tabel di bawah ini.)

Obligasi pemerintah merupakan mayoritas pasar utang AS, dengan lebih dari USD26 triliun atau setara dengan Rp405.600 triliun (kurs Rp15.600 per dolar) surat berharga beredar. Pada 2022, pemerintah Federal membayar bunga sebesar USD534 miliar (Rp8.330 triliun) atas utang ini.

China berada di urutan kedua dengan 16 persen dari total global. Bank-bank komersial lokal memegang porsi terbesar dari obligasi yang beredar, sementara kepemilikan asing masih cukup rendah. Minat asing terhadap obligasi China melambat pada 2022 di tengah ketegangan geopolitik di Ukraina dan imbal hasil yang lebih rendah.

Seperti yang ditunjukkan tabel di atas, Jepang memiliki pasar utang terbesar ketiga. Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) memiliki sebagian besar obligasi pemerintahnya. Kepemilikan bank sentral mencapai rekor 50 persen karena penyesuaian kebijakan pengendalian kurva imbal hasil yang diperkenalkan pada 2016.

Kebijakan ini dirancang untuk membantu meningkatkan inflasi dan mencegah penurunan suku bunga. Ketika inflasi mulai meningkat pada 2022 dan investor obligasi mulai menjual, investor harus meningkatkan imbal hasil untuk memacu permintaan dan likuiditas. Penyesuaian ini mengirimkan gelombang kejutan ke pasar keuangan.

Di Eropa, Perancis merupakan negara dengan pasar obligasi terbesar dengan total utang sebesar USD4,4 triliun setara dengan Rp68.640 triliun, melampaui Inggris yang berjumlah sekitar USD150 miliar senilai Rp.2.340 triliun. (ADF)

SHARE