MARKET NEWS

Pefindo Turunkan Peringkat Jadi idA- Imbas Penjualan AS Lemah, Saham WOOD Downtrend

TIM RISET IDX CHANNEL 19/12/2023 13:23 WIB

Pefindo menurunkan peringkat perusahaan manufaktur furnitur PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menjadi idA- dari idA seiring pelemahan penjualan ekspor ke AS.

Pefindo Turunkan Peringkat Jadi idA- Imbas Penjualan AS Lemah, Saham WOOD Downtrend. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Lembaga pemeringkat kredit Pefindo menurunkan peringkat perusahaan manufaktur furnitur PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menjadi idA- dari idA seiring pelemahan penjualan ekspor ke Amerika Serikat (AS). Saham WOOD juga dalam tren menurun (downtrend).

Dalam keterangan resmi soal ikhtisar peringkat, pada 14 Desember 2023, Pefindo juga memangkas peringkat Obligasi Berkelanjutan (SR) I menjadi idA- dari idA serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I WOOD menjadi idA- (sy) dari idA(sy).

Sebagai informasi, obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Kendati demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah.

Selain itu, outlook peringkat WOOD direvisi menjadi Negatif dari stabil.

“Aksi pemeringkatan ini mencerminkan pandangan kami terhadap kinerja penjualan Perusahaan yang masih lemah dalam jangka pendek hingga menengah, yang disebabkan oleh penurunan permintaan di Amerika Serikat (AS), yang merupakan penyumbang yang dominan dalam pendapatan Perusahaan,” jelas Pefindo, dikutip IDXChannel, Selasa (19/12).

Hal tersebut, jelas Pefindo mengakibatkan panjangnya perputaran persediaan WOOD yang dapat menghambat laju deleveraging dalam jangka pendek hingga menengah.

WOOD memang mengandalkan ekspor untuk menopang pendapatan perusahaan. Selama periode 9 bulan 2023 atau per akhir kuartal III-2023, WOOD membukukan pendapatan bersih Rp1,71 triliun, turun tajam 56,22 persen secara tahunan (year on year).

Porsi ekspor mencapai 95,67 persen dari total penjualan bersih WOOD selama 9 bulan 2023. Sementara, pertumbuhan penjualan ekspor memang tercatat negatif, yakni minus 56,15 persen yoy dibandingkan tahun lalu. (Lihat grafik di bawah ini.)

Tidak hanya top line yang tertekan, bottom line alias laba bersih WOOD juga turun tajam, yakni minus 81,24 persen yoy menjadi Rp59,45 miliar per akhir kuartal III-2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp300,83 miliar.

Lebih lanjut, masih mengutip Pefindo, di tengah situasi yang tidak menguntungkan ini, WOOD juga menghadapi peningkatan risiko pembayaran atas Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I/2021 Seri B senilai Rp97,5 miliar dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I/2021 Seri B senilai Rp407,82 miliar yang keduanya akan jatuh tempo pada 14 April 2024.

WOOD sendiri berencana melunasi surat utang terkait dari hasil penagihan piutang dan sumber pendanaan eksternal lainnya. Per 30 September 2023, perusahaan memiliki kas setara senilai Rp130,67 miliar dan fasilitas kredit dari beberapa bank yang belum digunakan senilai Rp632,3 miliar.

Pefindo menjelaskan, peringkat mencerminkan posisi pasar Perusahaan yang kuat dalam bisnis manufaktur furnitur kayu, penawaran produk berbasis kayu yang terdiversifikasi dengan baik, dan marjin profit yang stabil.

Peringkat tersebut dibatasi oleh profil keuangan yang moderat, serta paparan atas kompetisi yang ketat dan fluktuasi ekonomi AS.

Peringkat dapat diturunkan jika WOOD tidak mampu secara tepat waktu menunjukkan kesiapan sumber dana untuk pelunasan efek utang yang akan jatuh tempo.

“Kami dapat merevisi prospek menjadi stabil jika Perusahaan dapat segera menyelesaikan sumber pembayaran efek utang yang akan jatuh tempo,” ungkap Pefindo.

Saham Downtrend

Kinerja pos keuangan yang tertekan, terlihat dari turun signifikannya pendapatan bersih dan laba bersih perusahaan per kuartal III-2023, direspons negatif oleh pemegang saham.

Sepanjang 2023, harga saham WOOD anjlok 23,20 persen. Bahkan, saham WOOD mengalami penurunan tajam selama 25 September 2023 hingga 19 Desember 2023, yakni ambles 41,6 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sejak menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan intraday 10 Mei 2019, atau dua tahun usai listing pada Juni 2017, di harga Rp1.010 per saham, saham WOOD cenderung bergerak ke selatan alias downtrend. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE