Pekan Depan, Wall Street Masih Dibayangi Aksi Ambil Untung
Wall Street diperkirakan masih akan dibayangi aksi ambil untung pada perdagangan pekan depan.
IDXChannel - Wall Street mengalami aksi jual yang cukup masif dalam pekan terakhir ini. Aksi tersebut mengguncang pasar saham dan obligasi.
Data penutupan minggu ini mencatat, Dow Jones Industrial Average turun 1,62% ke level 29.590,41, S&P 500 kehilangan 64,76 poin atau 1,72% ke level 3.693,23, sedangkan Nasdaq Composite anjlok 1,80% ke level 10.867,93.
Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall mencermati, sentimen suku bunga dan proyeksinya tahun depan dari Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve masih menjadi lokomotif penggerak profit-taking investor ke depan.
"Pasar saat ini sedang mengalami krisis kepercayaan," kata Sam, dilansir Reuters, Sabtu (24/9/2022).
Sebelumnya, The Fed merespons lonjakan inflasi AS mengerek Fed funds rate sebesar 75 basis poin (bps). Angka itu tepat sesuai perkiraan pasar. Namun, Gubernur Jerome Powell dalam sambutannya menegaskan ada potensi kenaikan suku bunga lanjutan hingga 4,6% pada tahun depan.
Proyeksi ini dinilai akan menjadi beban pasar ekuitas dalam waktu dekat. Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan investor Wall Street, pada hari Jumat melesat di atas 30, titik tertinggi sejak akhir Juni. Namun, angka tersebut masih berada di bawah level rata-rata 37.
Analis BNY Mellon, Jake Molly memaparkan kunci utama yang harus diperhatikan investor dalam beberapa minggu mendatang adalah seberapa tajam perkiraan penurunan pendapatan perusahaan pada periode laporan keuangan kuartalan.
Apabila kinerja keuangan perusahaan mampu positif, maka diperkirakan dapat menyeimbangi ketakutan atas resesi. "Sentimen resesi kemungkinan akan mendorong S&P 500 untuk diperdagangkan antara 3.000 dan 3.500 pada 2023," kata Jolly.
(FAY)