Pelabuhan Macet saat ‘Booming’ Komoditas, Emiten Kapal Cuan Jumbo
Emiten kapal membukukan laba yang tumbuh signifikan di triwulan I-2022 berkat kenaikan tarif angkutan laut di tengah kemacetan yang terjadi di pelabuhan Asia.
IDXChannel – Peningkatan tarif angkutan laut terjadi di tengah kemacetan berbagai pelabuhan Asia akibat pandemi Covid-19. Macetnya pelabuhan Asia juga disebabkan karena menumpuknya pengiriman kontainer.
Berdasarkan laporan freight rate index, terjadi peningkatan tarif angkutan laut hingga 52 persen pada jalur pelayaran Intra-Asia pada periode Desember 2020-2021. Peningkatan tersebut juga terjadi pada jalur lainnya seperti Asia-Eropa dan Asia-Amerika Utara.
Gangguan perubahan pola perdagangan global dan masalah geopolitik memperparah kemacetan pengiriman global khususnya kargo peti kemas. Biaya logistik menjadi meningkat sebagai dampak dari kemacetan logistik yang berlanjut.
Meningkatnya tarif angkutan laut atau freight rate secara signifikan menjadi peluang yang baik bagi industri pelayaran terutama penyedia pengapalan.
Selain itu, lonjakan harga batu bara di tengah booming komoditas seiring keputusan negara-negara Eropa untuk kembali menggunakan komoditas ini sebagai sumber pembangkit listrik mereka akibat perang Rusia-Ukraina.
Harga batu bara kontrak Agustus 2022 meroket 235 persen sepanjang tahun ini.
Adapun berbagai emiten perkapalan tercatat mengalami peningkatan pendapatan dan laba bersih selama triwulan I-2022.
Tim Riset IDX Channel merangkum emiten-emiten kapal yang ketiban cuan seiring peningkatan freight rate. Emiten dengan pertumbuhan pendapatan bersih tertinggi yakni PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Temas Tbk (TMAS), dan PT Rig Tenders Tbk (RIGS).
SMDR mengungguli pertumbuhan pendapatan bersih yakni sebesar 95,64 persen. Adapun pada triwulan I-2022, pendapatan bersih emiten kapal pengangkutan batu bara ini mencapai Rp3,63 triliun. Ini menjadi jumlah pendapatan bersih terbesar dibanding emiten kapal lainnya.
Tak hanya itu, SMDR juga unggul dalam perolehan laba bersih. Emiten kapal ini membukukan laba bersihnya mencapai Rp846,78 miliar atau melesat sebesar 339,78 persen. Dilansir dari laporan keuangannya, pendapatan SMDR bersumber dari pendapatan uang tambang.
Adapun kontribusi segmen ini mencapai 85,53 persen terhadap total pendapatan bersih SMDR. Pendapatan uang tambang pada triwulan I-2022 sebesar Rp3,03 triliun. Bila dibandingkan triwulan I tahun lalu, sumber pendapatan ini melesat hingga 13,53 persen.
Selain itu, pendapatan emiten kapal ini turut disumbang dari segmen jasa keagenan, forwarding, dan pelabuhan (Rp333,35 miliar) serta jasa penanganan peralatan peti kemas dan muatan (Rp146,23 miliar).
Sumber: Tim Riset IDX Channel, Laporan Keuangan Emiten Kapal Triwulan I-2022, Juli 2022 (data olahan) |*sumber data disajikan dalam USD dengan kurs Rp14.500/USD
Selain SMDR, dua emiten lain yakni TMAS dan RIGS juga tumbuh pendapatan bersihnya masing-masing 37,48 persen dan 31,49 persen.
Sedangkan pendapatan bersih RIGS pada periode ini sebesar Rp233,23 miliar. Padahal, di tahun sebelumnya pada periode yang sama pendapatan bersih emiten pengangkutan minyak dan gas ini hanya sebesar Rp177,38 miliar.
Adapun pendapatan bersih TMAS pada triwulan I-2022 mencapai Rp1,17 triliun. Sementara dari segi laba bersih, TMAS menjadi emiten perkapalan yang pertumbuhan laba bersihnya tertinggi yakni meroket hingga 908,26 persen secara year on year (yoy).
Jumlah laba bersih yang dibukukan yakni sebesar Rp 341,28 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu, laba bersih TMAS hanya sebesar Rp33,84 miliar.
Melesatnya laba bersih TMAS didorong oleh meningkatnya pendapatan pada triwulan I-2022. Adapun pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari jasa pelayaran pihak ketiga dengan porsi sebanyak 65,22 persen.
Adapun pendapatan dari segmen ini pada triwulan I-2022 mencapai Rp781,91 miliar atau tumbuh 57,95 persen secara yoy. Sementara pada triwulan I tahun sebelumnya, pendapatan segmen ini hanya sebesar Rp495,04 miliar.
Selain itu, jasa bongkar muat pihak ketiga turut menyumbang Rp319,21 miliar pada pendapatan. Sedangkan pendapatan dari segmen jasa pelayaran pihak berelasi mencapai Rp95,57 miliar.
Emiten perkapalan lainnya juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih diatas 100 persen pada triwulan I-2022. Emiten tersebut salah satunya adalah SMDR yang labanya melesat 339,78 persen menjadi Rp846,78 miliar. Padahal di triwulan pertama tahun lalu laba bersih emiten ini hanya sebesar Rp192,54 miliar.
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) juga mencetak pertumbuhan laba bersih yang melambung hingga 288,26 persen pada triwulan I-2022. Adapun emiten yang bergerak di pengangkutan batu bara ini membukukan laba bersihnya sebesar Rp142,62 miliar di periode yang sama.
Emiten Perkapalan Membalik Rugi Jadi Laba di Triwulan I-2022
Meningkatnya pendapatan berbagai emiten kapal seiring meningkatnya freight rate berdampak baik bagi laba bersih perseroan. Kedua emiten pelayaran berhasil membalik rugi menjadi laba pada triwulan I-2022 ini.
PT Rig Tenders Tbk atawa RIGS berhasil membukukan labanya sebanyak Rp24,39 miliar pada periode ini. Di periode yang sama tahun lalu, emiten ini masih menanggung rugi sebesar Rp34,63 miliar.
Keberhasilan RIGS membalik rugi menjadi laba atau turnaround ditopang oleh meningkatnya pendapatan emiten sebesar 31,49 persen pada periode ini. Adapun pendapatan dari emiten ini seluruhnya berasal dari jasa sewa kapal yang mencapai Rp233,3 miliar.
Pendapatan jasa sewa kapal berasal dari emiten-emiten pelanggan RIGS yang memakai jasa pengangkutan laut. PT Arutmin Indonesia, anak usaha emiten batu bara grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI), menjadi pelanggan yang menyumbang pendapatan RIGS paling besar, yakni porsinya mencapai 46,23 persen.
Sedangkan pendapatan dari emiten ini pada triwulan I-2022 mencapai Rp107,82 miliar atau tumbuh hingga 30,39 persen secara yoy.
Sementara dua emiten lain yang menyumbang pendapatan RIGS secara signifikan yakni yakni PT Adaro Indonesia (Rp40,35 miliar) dan PT Permata Lintas Abadi (Rp35,52 miliar).
Selain RIGS, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) juga mencatatkan turnaround pada triwulan I-2022. Sebelumnya emiten transportasi laut dan pengangkutan batu bara ini menanggung rugi sebesar Rp 22,98 miliar.
Akan tetapi, MBSS berhasil membukukan laba bersih di triwulan pertama tahun ini mencapai Rp6,50 miliar. Meski pendapatannya tak meningkat secara signifikan di periode ini—yakni hanya tumbuh 6,22 persen—MBSS berhasil menekan beban langsung seiring beban yang tak bertumbuh secara tahunan.
Adapun pada triwulan I-2022, beban umum dan administrasi MBSS hanya sebesar Rp26,89 miliar dari yang sebelumnya mencapai Rp31,94 miliar. Selain itu, beban langsung emiten kapal ini juga berkurang dari Rp200,90 miliar di triwulan I-2021 menjadi Rp193,43 miliar.
Sebagaimana ditelisik dari laporan keuangannya, beban langsung MBSS merosot karena menurunnya beban sewa kapal secara signifikan.
Pada triwulan I-2022, beban sewa kapal membengkak sebesar Rp23,80 miliar. Akan tetapi di triwulan I-2022, beban ini menyusut menjadi Rp1,70 miliar. (ADF)
Periset: Melati Kristina
Sumber: Riset IDX Channel