Peluang Cuan di Tengah Data Ekonomi AS yang Solid dan Tren Deflasi RI
Rilis beberapa data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) September 2024 sangat solid. Hal tersebut dapat mengurangi dorongan The Fed untuk menurunkan suku bunga
IDXChannel - Rilis beberapa data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) September 2024 sangat solid. Hal tersebut dapat mengurangi dorongan The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya secara agresif ke depannya.
Riset Panin Sekuritas yang ditulis Head of Research, Nico Laurens dan Ekonom Felix Darmawan menyebut, beberapa data tenaga kerja yang sudah dirilis adalah penerimaan tenaga kerja baru sebesar 254 ribu.
Kemudian rata-rata upah per jam menjadi USD35,36 atau naik 0,4 persen (MoM), dan tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,1 persen (Agustus 2024: 4,2 persen).
"Data ketenagakerjaan yang kuat, memperkuat pandangan Chairman The Fed, Jerome Powell, bahwa ekonomi berada dalam kondisi yang solid. Menunjukkan Fed tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga sekaligus meredam potensi penurunan suku bunga kembali di November 2024," tuturnya, Jakarta, Senin (7/10).
Di sisi lain, tensi geopolitik yang semakin panas di Timur Tengah mendorong harga minyak mentah, di mana Israel menargetkan fasilitas gas milik Total Energies di Beirut, Lebanon.
"Patut dicermati, harga minyak mentah naik, ke level tertinggi dalam 5 minggu terakhir di sekira USD75 per barel, seiring kekhawatiran akan potensi gangguan suplai di Timur Tengah," ujarnya.
"Sikap Presiden AS, Joe Biden, masih menahan diri untuk tidak secara langsung mengutuk potensi penargetan Israel terhadap fasilitas minyak Iran dan mendorong alternatif target serangan selain ladang minyak Iran," menurut Nico dan Felix.
Pekan ini, Tel Aviv berjanji untuk membalas Iran sambil meningkatkan operasi di Beirut di tengah konflik dengan Hizbullah.
Dari sisi domestik, deflasi beruntun terjadi selama 5 bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi periode September 2024. Secara bulanan, deflasi mencapai 0,12 persen MoM.
"Ini adalah deflasi selama 5 bulan beruntun, mendekati rekor 7 bulan beruntun," kata Nico dan Felix.
Secara tahunan, inflasi turun menjadi 1,84 persen YoY (Agustus 2024: 2,12 persen YoY) sejalan dengan target inflasi Bank Indonesia 2,5 persen. Hal ini disebabkan penurunan harga BBM non-subsidi dan panen beberapa tanaman holtikultura.
Di sisi lain, PMI Indonesia September ini mengalami perbaikan ke 49,2 (Agustus 2024: 48,9). Namun masih terkontraksi. Output dan pesanan baru masih mengalami penurunan, dan pelaku bisnis lebih memanfaatkan persediaan.
Sepanjang 30 September-3 Oktober 2024, Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai beli neto non-residen atau asing sebesar Rp0,57 triliun atau Rp570 miliar di pasar keuangan domestik, terdiri dari beli neto Rp6,13 triliun di pasar SBN, jual neto Rp4,36 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp1,2 triliun di SRBI.
"Posisi yield SBN 10 tahun naik ke 6,62 persem (sebelumnya: 6,47 persen) dan Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 68,02 (sebelumnya: 67,36)," katanya.
Sementara itu, berita surat utang dalam negeri yang dihimpun Panin Sekuritas:
- Pemerintah Republik Indonesia melakukan penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) Seri ORI026T3 (jatuh tempo: 15 Oktober 2027) dan ORI026T6 (jatuh tempo: 15 Oktober 2030) dengan besaran kupon masing-masing 6,30 persen per tahun dan 6,40 persen per tahun.
- Pemerintah Republik Indonesia berencana melakukan lelang Sukuk Negara di 8 Oktober 2024. Di mana Seri SBSN yang dilelang adalah SPNS dan PBS yang keseluruhannya reopening dengan target indikatif Rp8 triliun. Terdapat satu seri new issuance yakni SPNS07072025 dengan tanggal jatuh tempo 7 Juli 2025.
- PT Mandiri Tunas Finance menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV 2024 sebesar Rp1 triliun dengan 3 seri yakni: 1) Seri A (tenor 3 tahun; kupon 6,00 persen per tahun – 6,95 persen per tahun); dan (2) Seri B (5 Tahun; 6,15 persen per tahun – 7,10 persen per tahun. Masa penawaran obligasi dilakukan pada 3 Oktober - 17 Oktober 2024.
- PT OKI Pulp & Paper Mills menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap VI 2024 sebesar Rp2,25 triliun dengan 3 seri yakni: 1) Seri A (tenor 1 tahun; kupon 7,00 persen per tahun – 7,50 persen per tahun); (2) Seri B (3 Tahun; 9,75 persen per tahun – 10,25 persen per tahun); dan (3) Seri C (5 tahun; kupon: 10,25 persen per tahun – 10,75 persen per tahun). Masa penawaran obligasi dilakukan pada 30 September - 10 Oktober 2024.
- PT OKI Pulp & Paper Mills juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap VI 2024 sebesar USD20 juta dengan 3 seri yakni: 1) Seri A (tenor 1 tahun; kupon 5,50 persen per tahun – 5,75 persen per tahun); (2) Seri B (3 Tahun; 6,75 persen per tahun – 7,00 persen per tahun); dan (3) Seri C (5 tahun; kupon: 7,75 persen per tahun – 8,00 persen per tahun). Masa penawaran obligasi dilakukan pada 30 September - 10 Oktober 2024.
(Fiki Ariyanti)